Usai Viral di Media, Istri Bupati Nanang Akhirnya Beri Santunan Nenek Sukinten Yang Tinggal di Bekas Lokasi Sampah Hajimena Natar
GANTANEWS.CO, Lampung Selatan — Usai viral di media, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Lampung Selatan, Winarni Nanang Ermanto akhirnya turun ke lokasi.
Winarni memberikan santunan dan sembako kepada Sukainten (75), Nenek yang tinggal di tempat eks-Lokasi Pengolahan Sampah milik Pemerintah Provinsi Lampung di Desa Hajimena, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, Senin (8/6/2020).
Dalam kunjungan didampingi Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Anasrullah) serta Camat Natar (Eko Irawan) itu, Winarni meminta Sukinten untuk tinggal bersama anak-anaknya.
“Ibu harus pindah ketempat anak ibu. Saat anak kecil, kita yang yang mengurus mereka. tapi ketika kita sudah tua anak-anak yang mengurus kita”, katanya.
Meski sukinten sudah hampir 5 tahun di lokasi itu, Winarni mengaku Pemda sangat peduli dengan warganya. Pihaknya juga bersedia merawat.
“Pemda peduli dengan masyarakatnya dari tingkat Kabupaten, Kecamatan, Desa, RT/RW bahkan pihak desa juga bersedia merawat Ibu,” jelasnya.
Winarni juga meminta media untuk meluruskan berita. Dia menilai pemberitaan yang viral jauh berbeda dari kondisi sebenarnya.
“Hal ini perlu diluruskan media massa, pemberitaan sebelumnya sangat jauh berbeda dengan yang diakui ibu Sukinten dan masyarakat sekitar”, pintanya.
Selain memberikan santunan dan bantuan sembako, Winarni juga meminta Puskesmas Hajimena memeriksa kesehatan nenek Sukinten.
Menurut Hendrik, Ketua RT 06 Desa Hajimena, Nenek Sukinten rencananya siang ini akan dipindahkan ke rumah anak perempuannya, tetapi pihak keluarga masih kesulitan untuk membujuknya.
“Kami pihak desa sudah sering minta Ibu Sukinten untuk pindah dan nanti di rawat pihak desa, tapi yang bersangkutan tidak mau. Masyarakat disini tetap membantu Ibu Sukinten baik sembako maupun kebutuhan lainnya, keluarganya juga sudah berulang kali membujuk, tapi memang dia tidak mau, dan Alhamdulillah sejak pukul 13:00 WIB tadi (08/06), beliau sudah mau”, ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, Seorang Nenek lanjut usia, Sukinten (75) harus bertahan hidup sendiri dengan tinggal di bangunan bekas kamar mandi umum sejak sekitar lima tahun lalu.
Sukinten tinggal sendirian di satu ruangan bekas kamar mandi yang masih memiliki pintu. Ia tetap bersyukur masih memiliki tempat tinggal, tetapi ia bingung karena satu ruangan yang dijadikan dapur kini bocor, akibat atap plastiknya jebol.
Sebelumnya, ia dan suami serta satu anaknya bertahan hidup dengan bekerja rongsok. Namun lima tahun lalu suami dan anak perempuannya meninggal dunia.
“Sekarang saya tidak bisa bekerja lagi karena menderita sakit asam urat,” ungkapnya.
Ia mengaku belum mendapat bantuan apapun dari pemerintah. Ia kini hanya bertahan hidup dari bantuan warga sekitar.
Warga sekitar pun kerap membantu Sukinten sekadarnya. Ada yang memberikan beras atau bahan makanan lain.
“Namun kami juga berharap pemerintah setempat bisa memberikan bantuan sosial atau kesehatan yang layak untuk nenek Sukinten,” ungkap Syafnijal, warga sekitar.
Dalam kesehariannya, Sukinten hanya beraktifitas di sekitar bangunan bekas kamar mandi yang dianggap sebagai rumahnya itu.
Ia pun mulai bercocok tanam di sekitar bangunan tersebut, yang tadinya menjadi tempat pembuangan sampah. Namun satu hal yang menjadi prinsip Sukinten, ia tidak akan menjadi peminta-minta untuk tetap bertahan hidup. (Tim/Rls/Red)
Follow me in social media: