Warga Kubu Perahu Dievakuasi, Diduga Akibat Konflik dengan Harimau di Lampung Barat
Gantanews.co – Konflik antara manusia dan satwa liar kembali terjadi di Lampung Barat. Seekor hewan yang diduga harimau memasuki kebun milik seorang warga di Pekon Kubu Perahu, Kecamatan Balik Bukit, dan memangsa anjing peliharaan pada Sabtu (1/2) malam.
Kepala Resor Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Balik Bukit, Supriyatna, mengatakan bahwa pihaknya menerima laporan kejadian tersebut pada Minggu (2/2) sekitar pukul 16.00 WIB. Kejadian ini memicu kepanikan warga setempat, yang akhirnya meminta bantuan evakuasi kepada aparat gabungan TNI-Polri, TNBBS, serta perangkat pekon.
Kronologi Kejadian
Pemilik kebun, Asep, mengungkapkan bahwa insiden terjadi sekitar pukul 22.00 WIB, ketika ia mendengar suara hewan buas di sekitar kebunnya. Tak lama kemudian, anjing peliharaannya ditemukan telah menjadi mangsa satwa liar tersebut.
Pada keesokan harinya, suara auman yang diduga berasal dari harimau kembali terdengar sekitar pukul 13.00 WIB dan 16.00 WIB. Kondisi ini membuat Asep semakin khawatir akan keselamatan keluarganya yang masih berada di gubuk kebun. Ia pun segera menghubungi Babinsa dan Bhabinkamtibmas setempat untuk meminta bantuan.
Menindaklanjuti laporan tersebut, petugas gabungan segera bergerak dan berhasil mengevakuasi delapan warga dari lokasi kejadian.
Upaya Penanganan dan Investigasi
Menurut Supriyatna, lokasi kejadian berada di wilayah encabs atau marga yang berbatasan langsung dengan kawasan TNBBS. Hal ini menyebabkan potensi interaksi antara manusia dan satwa liar cukup tinggi.
“Kami akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap beberapa helai bulu yang ditemukan di lokasi untuk memastikan apakah benar berasal dari harimau,” ujarnya.
Selain itu, pihak TNBBS berencana memasang kamera pemantau di sekitar kebun guna mengamati pergerakan satwa liar dan mencegah potensi konflik lebih lanjut.
Supriyatna juga mengimbau warga sekitar untuk meningkatkan kewaspadaan dan membatasi aktivitas di lokasi kejadian guna menghindari kemungkinan serangan dari satwa liar. (red)