TikTok Kembali Beroperasi di AS setelah Diblokir, Trump Siap Turun Tangan

waktu baca 3 menit
Warga AS melakukan aksi demo membela TikTok di Capitol, Washington (foto: AP)

Gantanews.co – TikTok akhirnya kembali beroperasi di Amerika Serikat pada Minggu (19/1), hanya beberapa jam setelah platform video pendek ini sempat dihentikan operasionalnya. Pemblokiran ini sempat membuat pengguna di AS menerima pemberitahuan yang menyatakan bahwa undang-undang yang melarang aplikasi tersebut telah diberlakukan, membuat TikTok tidak bisa diakses. Namun, dengan upaya yang cepat, aplikasi tersebut kembali tersedia di berbagai perangkat, hanya sehari setelah pengumuman tersebut.

TikTok mengungkapkan bahwa mereka akan bekerja sama dengan Presiden terpilih AS, Donald Trump, yang akan dilantik pada Senin (20/1), guna mencari solusi jangka panjang yang memastikan aplikasi tersebut dapat tetap beroperasi di AS. Langkah ini diambil setelah sempat muncul kekhawatiran terkait dampak besar yang ditimbulkan oleh larangan tersebut, terutama bagi lebih dari 7 juta akun di AS yang memanfaatkan TikTok untuk tujuan bisnis.

Pada Sabtu (18/1), aplikasi ini menghilang dari App Store Apple dan Google Play, memicu kekhawatiran di kalangan pengguna dan pemilik usaha kecil di AS. TikTok bahkan memperingatkan bahwa jika larangan ini tidak dibatalkan, mereka terpaksa menutup layanannya bagi 170 juta pengguna di AS pada Minggu (19/1), kecuali jika ada jaminan dari Presiden Joe Biden.

Larangan tersebut berakar dari keputusan Mahkamah Agung AS yang mendukung undang-undang yang memaksa ByteDance, pemilik TikTok asal China, untuk menjual aplikasinya kepada perusahaan Amerika atau menghadapi larangan penuh di seluruh AS. TikTok menyebutkan bahwa potensi kerugian bagi bisnis kecil di AS sangat besar, dengan estimasi kerugian mencapai 1,3 miliar dolar AS dalam sebulan pertama penutupan, serta lebih dari 2 juta pembuat konten yang kehilangan pendapatan sebesar 300 juta dolar AS.

Bagi para pengguna TikTok, dampak dari penutupan ini sangat terasa. Emily Senn, salah satu pengguna dengan 340.000 pengikut, mengunggah video perpisahan yang menggambarkan kekecewaannya atas kebijakan pemerintah AS.

“Saya tidak akan pernah memaafkan Anda untuk hal ini,” ujarnya dengan penuh emosi.

Sementara itu, Alejandro Flores-Munoz, seorang pengusaha katering di Denver, Colorado, menyatakan betapa pentingnya TikTok bagi pertumbuhan bisnisnya.

“Ini sangat mengecewakan, terutama karena saya sangat bergantung pada aplikasi ini untuk bisnis dan pemasaran,” katanya.

Menanggapi hal ini, Presiden terpilih Trump mengumumkan melalui Truth Social bahwa ia akan segera mengeluarkan perintah eksekutif pada Senin (20/1) yang memungkinkan TikTok untuk kembali beroperasi. Trump mengatakan bahwa perintah tersebut akan menangguhkan larangan selama 90 hari, sambil memastikan bahwa tidak ada perusahaan yang akan menghadapi tanggung jawab hukum terkait bantuan terhadap TikTok sebelum perintah eksekutif dikeluarkan.

Selain itu, Trump juga menyatakan bahwa ia berharap untuk menciptakan perusahaan patungan yang akan melibatkan AS dengan kepemilikan 50 persen di dalamnya.

“Pemikiran awal saya adalah membentuk perusahaan patungan antara pemilik saat ini dan/atau pemilik baru, dengan AS memiliki 50 persen kepemilikan,” jelas Trump. (red)