Pasar Kripto Melemah: Bitcoin dan Ethereum Terkoreksi, Sentimen Inflasi AS Jadi Pemicu
Gantanews.co – Pasar aset kripto mengalami tekanan signifikan pada Jumat pagi (10/1). Bitcoin, Ethereum, serta altcoin lainnya mencatat penurunan harga di tengah kekhawatiran terhadap kebijakan moneter Amerika Serikat pada tahun ini.
Berdasarkan penelusuran Gantanews.co melalui laman CoinMarketCap, Bitcoin melemah 2,67% ke posisi US$92.448, dengan akumulasi penurunan mingguan mencapai 4,45%. Ethereum juga terkoreksi 2,9% dalam 24 jam terakhir dan melemah 6,24% secara mingguan. Kondisi serupa dialami oleh XRP yang turun 4,2% dalam sehari dan 4,65% dalam sepekan.
Solana menjadi salah satu altcoin yang mengalami tekanan paling besar, tergelincir 5,72% dalam sehari dan mencatat penurunan mingguan sebesar 9,69%.
Indeks pasar kripto, CoinDesk Market Index (CMI), turut menunjukkan pelemahan dengan penurunan 3,09% ke level 3.456,23. Volume open interest tertekan sebesar 3,51% ke angka US$126,02 miliar. Sementara itu, fear & greed index berada di level 49, mengindikasikan sentimen pasar dalam kondisi netral.
Penarikan Dana Besar-besaran dari ETF
Mengacu pada data CoinDesk, para investor melakukan penarikan dana besar-besaran dari exchange-traded fund (ETF) Bitcoin dan Ethereum yang terdaftar di AS. Pada Rabu (8/1), aliran keluar bersih dari 11 ETF Bitcoin mencapai US$588 juta, menjadikannya yang terbesar kedua sejak produk investasi ini diluncurkan. Rekor sebelumnya terjadi pada 19 Desember dengan total aliran keluar sebesar US$680 juta.
ETF Ethereum juga mengalami nasib serupa dengan total penarikan dana sebesar US$159 juta. Lonjakan aliran keluar ini dipicu oleh kekhawatiran inflasi yang kembali muncul di AS, memicu volatilitas di pasar obligasi serta menekan harga aset berisiko, termasuk cryptocurrency.
Dalam tiga hari terakhir, harga Bitcoin telah merosot hingga 8,5%, kembali gagal bertahan di atas angka psikologis US$100.000.
Imbas Kebijakan The Fed
Risalah rapat Federal Reserve pada 18 Desember yang dirilis pekan ini menunjukkan indikasi perlambatan pelonggaran kebijakan moneter. Kekhawatiran tambahan muncul terkait dampak inflasi dari kebijakan ekonomi Presiden terpilih Donald Trump.
Meski demikian, beberapa analis tetap optimistis. Valentin Fournier, analis dari BRN, menyatakan bahwa laporan ketenagakerjaan AS yang dijadwalkan rilis Jumat ini akan menjadi indikator penting kesehatan ekonomi AS.
“Kami memperkirakan volatilitas terbatas menjelang akhir pekan dan merekomendasikan mempertahankan eksposur tinggi terhadap aset digital, dengan preferensi pada Bitcoin dibandingkan Ethereum,” kata Fournier. (red)