Gantanews.co – Gempa bumi berkekuatan besar mengguncang wilayah Tibet pada Selasa (7/1) pagi waktu setempat. Gempa berkekuatan 6,8 magnitudo ini terjadi di Kota Xigaze, wilayah otonomi Xizang, pada pukul 09.05 waktu setempat (08.05 WIB). Menurut laporan Kantor Berita Xinhua, bencana ini menyebabkan 53 orang meninggal dunia dan 63 orang lainnya mengalami luka-luka akibat runtuhnya bangunan.
Pusat gempa berada di kedalaman 10 kilometer, menurut laporan otoritas lokal. Namun, Badan Geologi Amerika Serikat (USGS) mencatat kekuatan gempa ini mencapai 7,1 magnitudo, sedikit lebih besar dari laporan awal.
Upaya Penyelamatan Intensif
Pemerintah setempat segera bertindak dengan menjangkau berbagai kotapraja untuk menilai dampak kerusakan dan korban jiwa. Presiden Cina, Xi Jinping, memerintahkan semua otoritas terkait untuk mengerahkan segala sumber daya guna menyelamatkan warga yang masih terjebak di reruntuhan.
Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) wilayah barat telah menyiapkan operasi bantuan bencana dengan mengerahkan transportasi darat, pesawat medis, helikopter, dan drone untuk meneliti pusat gempa. Rencana darurat ini mencakup pengiriman pasukan tambahan untuk mempercepat evakuasi.
Teknologi Modern Diterapkan
Dalam penanganan bencana ini, militer Cina juga menggunakan pesawat nirawak atau drone untuk memantau wilayah terdampak dan mengidentifikasi kerusakan secara lebih rinci. Langkah ini bertujuan mempercepat proses penyelamatan dan meminimalkan risiko bagi petugas di lapangan.
Gempa di Tibet kali ini menjadi salah satu bencana besar di wilayah tersebut, menambah daftar panjang peristiwa gempa yang kerap melanda daerah pegunungan di Cina. Kondisi geografis yang kompleks seringkali membuat proses penyelamatan memerlukan waktu lebih lama.
Para korban gempa kini masih dalam tahap evakuasi, dan pemerintah Cina terus memantau perkembangan situasi. Warga diminta tetap waspada terhadap potensi gempa susulan yang dapat memperburuk kondisi di lapangan. (red)