Bocah Penjual Pempek Dilindas Truk Sampah DLH Bandar Lampung, Fraksi PKS Responsif Memberi Bantuan
Gantanews.co — Harapan seorang bocah berusia sembilan tahun bernama Adnan untuk membahagiakan kedua orang tua dan neneknya melalui hasil penjualan pempek pupus sudah. Ia kini terbaring di ruang ICU Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM) akibat kelalaian sopir truk sampah milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandar Lampung.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian tragis ini bermula ketika Adnan, siswa kelas 5 SDN 1 Sawah Brebes, tengah mencuci piring bekas makanan yang dimakan oleh sopir BU (46) bersama dua rekannya. Tanpa menyadari keberadaan Adnan di belakang kendaraan, BU menyalakan mesin truk dan mulai berjalan. Akibatnya, Adnan terlindas oleh ban truk yang mengakibatkan cedera parah di bagian paha dan pinggang.
“Kondisinya sangat memprihatinkan. Adnan mengalami remuk pada bagian paha dan pinggang,” ungkap Tan Wardi, Ketua RT 06 Lingkungan 1 Kelurahan Rawa Laut, Kecamatan Enggal.
Sopir truk dengan nomor polisi ** 9060 * ini segera bertindak cepat dengan membawa Adnan menggunakan mobil pikap ke RSUAM. Namun, kondisi keluarga Adnan yang kurang mampu membuat biaya pengobatan menjadi tantangan besar.
“Kami tidak mampu membiayai perawatan, apalagi harus menjalani dua kali operasi,” ujar Desi, ibu Adnan, di ruang ICU RSUAM pada Sabtu (28/12/2024).
Desi juga berharap agar Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana, bersedia membantu biaya pengobatan dan pendidikan cucunya. Namun hingga hari keempat setelah kejadian, kehadiran pemerintah kota untuk memberikan empati atau bantuan langsung belum terlihat.
Ditengah kekecewaan terhadap lambannya respons pemerintah, dua anggota DPRD Kota Bandar Lampung dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS), Agus Jumadi dan Syuhada, menunjukkan empati mereka. Sebagai wakil rakyat dari daerah pemilihan setempat, keduanya memberikan bantuan langsung kepada keluarga Adnan.
“Kami sangat berterima kasih atas bantuan, doa, dan dukungan dari Bapak Agus Jumadi dan Bapak Syuhada. Ini sangat berarti bagi kami,” tutup Desi dengan haru.
Kejadian ini mengundang keprihatinan publik, terutama terkait tanggung jawab pemerintah daerah dan keselamatan operasional kendaraan dinas. Masyarakat berharap adanya langkah konkret untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. (red)