Gunung Lewotobi Kembali Erupsi pada Sabtu Pagi: Abu Vulkanik Capai 10 Kilometer, Zona Bahaya Diperluas

waktu baca 2 menit

Gantanews.co – Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kembali mengalami erupsi hebat Sabtu pagi (9/11). Kolom abu vulkanik terpantau menjulang hingga 10 kilometer di atas permukaan laut, menciptakan pemandangan dramatis di sekitar puncak kawah.

Kronologi Erupsi dan Pantauan Pos Pemantau
Emanuel Rofinus, petugas dari Pos Pemantau Gunung Api Badan Geologi di Wulanggitang, melaporkan bahwa erupsi dimulai sekitar pukul 04.47 WITA. Kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal terlihat mengarah ke barat daya, barat, dan barat laut. Meski telah terjadi beberapa erupsi signifikan sejak Jumat (8/11), erupsi kali ini dianggap yang terbesar, dengan ketinggian abu melebihi catatan sebelumnya yang berkisar antara 2,5 hingga 8 kilometer.

Zona Bahaya Diperluas
Akibat aktivitas vulkanik yang meningkat, Badan Geologi Kementerian ESDM memperluas radius zona bahaya hingga 9 kilometer di sektor barat daya-barat laut, dan 7 kilometer dari puncak kawah. Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menegaskan pentingnya area ini tetap steril dari aktivitas manusia, kecuali untuk petugas yang berwenang. Menurut Wafid, meskipun aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki meningkat, potensi terjadinya tsunami tidak terdeteksi berdasarkan analisis vulkanologi terkini.

Data Aktivitas Seismik dan Erupsi
Selama periode 7-9 November, Pos Pemantau Gunung Api mencatat 20 kali gempa letusan, 19 kali gempa embusan, serta puluhan tremor harmonik dan vulkanik yang mengindikasikan pergerakan magma. Pada 9 November hingga pukul 06.00 WITA, terekam satu gempa letusan, satu gempa embusan, dan satu gempa tektonik jauh. Tremor menerus dengan amplitudo 1,4-7,4 mm turut menunjukkan aktivitas yang signifikan.

Pengungsian dan Dampak Erupsi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur melaporkan sebanyak 8.431 warga telah mengungsi akibat rentetan erupsi. Mereka berasal dari berbagai kecamatan, termasuk Titihena, Wulanggitang, Ile Bura, Demon Pagong, Larantuka, Sikka, Ile Mandiri, dan Adonara Timur. Beberapa warga, seperti yang di Desa Pululera, bahkan mengungsi secara mandiri ke lokasi yang berjarak 10 kilometer dari pusat erupsi untuk menjaga keselamatan serta memantau rumah, hewan ternak, dan lahan pertanian mereka.

Imbauan kepada Masyarakat
Badan Geologi mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh informasi yang belum terverifikasi. Warga juga diingatkan untuk mengikuti arahan pemerintah dan menjauhi zona bahaya yang telah ditetapkan. (red)