Gantanews.co – Setelah erupsi yang terjadi di Gunung Lewotobi Laki-laki, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Minggu malam hingga Senin dini hari, penanganan korban dan upaya pemulihan bagi ribuan warga terdampak masih terus berlangsung. Erupsi ini menyebabkan setidaknya 10 korban jiwa dan berdampak pada sekitar 10.295 warga di tujuh desa yang tersebar di dua kecamatan, Wulanggitang dan Ile Bura.
Kronologi Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki
Aktivitas vulkanik di Gunung Lewotobi Laki-laki sebenarnya telah terdeteksi sejak akhir Oktober. Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian ESDM, sebanyak 43 gempa letusan tercatat oleh instrumen pemantau aktivitas gunung tersebut dari tanggal 23 Oktober hingga 3 November 2024.
Pada tanggal 3 November pukul 23.57 WITA, gunung ini mengalami erupsi besar yang disertai muntahan bongkahan batuan, hujan kerikil, dan abu vulkanik. Letusan ini berlangsung selama sekitar 24 menit 10 detik, sehingga memaksa warga yang berada di sekitar lereng gunung segera mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Menyikapi aktivitas vulkanik yang terus meningkat, Badan Geologi Kementerian ESDM menaikkan status Gunung Lewotobi Laki-laki dari Siaga (level III) ke Awas (level IV) pada 4 November pukul 00.00 WITA. Tidak lama kemudian, terjadi empat letusan susulan dari pukul 01.27 hingga 02.48 WITA, dengan durasi total 18 menit 57 detik.
Situasi Terkini di Lokasi Bencana
Gunung Lewotobi Laki-laki, dengan ketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut, kini berada dalam status Awas. Meski letusan utama telah mereda, potensi ancaman masih tinggi, dan pihak berwenang terus melakukan pemantauan intensif di sekitar area.
Tim gabungan dari BNPB, Basarnas, serta pihak berwenang lokal terus berupaya menangani dampak bencana ini. Mereka mendirikan posko darurat sebagai pusat pengungsian dan membuka layanan pengaduan bagi warga yang kehilangan anggota keluarga atau membutuhkan bantuan. Evakuasi korban yang tertimbun reruntuhan juga masih dilakukan, meskipun kondisi di lapangan penuh tantangan.
Penanganan dan Bantuan Bagi Warga Terdampak
BNPB dan tim relawan mengedepankan penanganan cepat dengan mendistribusikan logistik, seperti tenda pengungsian, makanan siap saji, dan sembako bagi warga yang mengungsi. Selain itu, layanan kesehatan darurat juga disiapkan untuk menangani korban yang terpapar abu vulkanik, terutama anak-anak dan lansia.
Abdul Muhari, Kepala Pusat Data dan Komunikasi BNPB, menegaskan bahwa pemerintah akan terus menambah suplai logistik sesuai kebutuhan lapangan.
“Kami pastikan logistik untuk kebutuhan dasar pengungsi terpenuhi dan akan terus ditambah jika diperlukan,” ujarnya.
Warga Diimbau Tetap Waspada
Dengan status Gunung Lewotobi Laki-laki yang masih dalam kategori Awas, warga di sekitar gunung diimbau untuk tetap waspada dan mematuhi arahan dari pihak berwenang. Jalur evakuasi telah disiapkan, dan masyarakat diminta menjauh dari area berisiko tinggi hingga situasi dinyatakan aman.
Gunung Lewotobi Laki-laki terakhir kali mengalami erupsi pada Januari 2024, dan aktivitas vulkanik ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan di kawasan rawan bencana. Pihak berwenang akan terus memantau perkembangan gunung ini dan memberikan informasi terbaru bagi masyarakat. (red)