Gantanews.co – Bitcoin kembali menunjukkan performa positif dalam perdagangan dua hari berturut-turut, yang dikenal dengan istilah ‘Uptober’. Pada Selasa (15/10/2024), harga Bitcoin tercatat melonjak ke level US$65.562 (sekitar Rp1,01 miliar), setelah sebelumnya berada di kisaran US$62.692,29 (sekitar Rp974,86 juta). Dalam 24 jam perdagangan, harga Bitcoin tercatat naik sekitar 2,25% hingga pukul 12.00 WIB pada hari yang sama.
Kenaikan ini menambah catatan bullish Bitcoin yang kini bergerak dalam rentang 4,48%-4,58% dibandingkan dengan minggu lalu. Dua faktor besar yang mempengaruhi pergerakan harga Bitcoin ini adalah kebijakan stimulus ekonomi dari China dan dukungan dari Kamala Harris terhadap industri kripto.
Baca juga: Bitcoin Kembali Menguat, Tembus Level US$60.000: Apa yang Memicu Kenaikannya?
Stimulus Ekonomi China dan Dukungan Kamala Harris Didorongkan Pasar
Pemerintah China mengumumkan langkah-langkah stimulus ekonomi pada akhir pekan lalu yang memicu respons positif dari pasar kripto. Sementara itu, dukungan Kamala Harris, calon presiden dari Partai Demokrat, untuk sektor kripto semakin memperkuat sentimen positif. Harris, yang saat ini unggul tipis dari Donald Trump dalam jajak pendapat jelang Pemilu AS 2024, berjanji akan mendukung kerangka regulasi bagi mata uang kripto jika terpilih. Meski begitu, peluang kemenangan Trump pun terus meningkat dalam survei terbaru.
Menurut Noelle Acheson, penulis buletin Crypto Is Macro Now, lonjakan ini sebagian besar disebabkan oleh spekulasi terkait Pemilu AS dan pernyataan dukungan dari Harris terhadap pasar kripto. “Kebijakan kripto Harris belum sepenuhnya jelas, tetapi ia tampaknya tidak akan lebih negatif dibandingkan dengan kebijakan kripto di bawah pemerintahan Biden,” ujar Acheson, yang dikutip dari Bloomberg News.
Harga Bitcoin dan Altcoin Terus Menguat
Bitcoin sendiri mencatatkan level tertinggi dalam seminggu terakhir pada US$66.433,87 (sekitar Rp1,03 miliar) pada Selasa pagi, meskipun sempat turun sedikit beberapa jam setelahnya. Kenaikan ini menunjukkan bahwa banyak spekulan mulai mengejar kripto dibandingkan saham-saham yang tercatat di bursa AS.
Tidak hanya Bitcoin, beberapa altcoin juga mengalami kenaikan signifikan. Ethereum, misalnya, sempat mencapai harga tertinggi US$2.630 sebelum turun sedikit ke US$2.605. Namun, Ether masih mencatatkan kenaikan 2,9% dibandingkan hari Senin dan 7,25% dalam sepekan terakhir.
Solana (SOL) juga menunjukkan performa yang kuat, naik 2,5% dalam 24 jam dan 8% dalam sepekan terakhir, mencapai harga US$155,3. Dogecoin, yang dikendalikan oleh Elon Musk, turut menguat dengan kenaikan 4,34% dari Senin dan 7,15% dalam sepekan menjadi US$0,1166.
Pergerakan Altcoin Lain
Selain itu, XRP Koin tercatat naik 1,7% dalam 24 jam dan 2,9% dalam sepekan, mencapai harga US$0,546. BNB Koin juga menunjukkan performa positif dengan kenaikan 0,94% dalam 24 jam dan 2,9% dalam sepekan terakhir menjadi US$584,5. Token Polkadot dan Shiba Inu juga mencatatkan kenaikan masing-masing 3,65% dan 2,76%, sementara Avalanche justru mengalami penurunan 2,27% dalam 24 jam terakhir, berada di harga US$28,73.
‘Uptober’: Momen Kenaikan Bitcoin Setiap Oktober
Oktober dikenal sebagai bulan yang selalu dikaitkan dengan kenaikan eksponensial Bitcoin, yang dikenal dengan sebutan ‘Uptober’. Selama dekade terakhir, dari tahun 2013 hingga 2023, harga Bitcoin mengalami kenaikan rata-rata 22,9% sepanjang bulan ini. Namun, sentimen pasar pada Oktober 2024 sedikit terganggu oleh ketegangan geopolitik yang meningkat di Timur Tengah, yang memicu kekhawatiran global.
Caroline Mauron, Co-Founder Orbit Markets, mengatakan bahwa ada keraguan apakah ‘Uptober’ kali ini akan mengikuti pola kenaikan yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya, mengingat ketidakpastian kondisi geopolitik. Meski begitu, pasar kripto tetap menunjukkan daya tahan dengan altcoin yang turut menguat di tengah situasi tersebut.
Kenaikan harga Bitcoin dan altcoin ini memberi sinyal bahwa meskipun ada tantangan geopolitik, pasar kripto tetap menguat dan menarik perhatian para investor dan spekulan. (red)