Harga Minyak Mentah Melonjak Setelah Serangan Rudal Iran ke Israel: Apakah Konflik Akan Meningkat?
Gantanews.co – Harga minyak mentah di pasar Amerika Serikat mengalami lonjakan lebih dari 2% pada penutupan perdagangan Selasa (1/10/2024). Kenaikan ini dipicu oleh serangan rudal yang dilancarkan Iran terhadap Israel, yang memicu kekhawatiran akan potensi eskalasi konflik di Timur Tengah.
Baca juga: Breaking News: Iran Mulai Balas Dendam, Luncurkan Ratusan Rudal ke Israel
Helima Croft, Kepala Strategi Komoditas Global di RBC Capital Markets, menyatakan bahwa banyak pelaku pasar merasa terlalu optimis terkait situasi ini.
“Banyak yang merasa puas diri tentang perang ini,” ungkap Croft, seperti yang dilaporkan oleh CNBC pada Rabu (2/10/2024).
Para pedagang nampaknya mengabaikan risiko gangguan pasokan minyak yang mungkin muncul dari ketegangan yang semakin memanas di kawasan tersebut. Para analis kini menunggu langkah selanjutnya dari Israel, yang mungkin menargetkan fasilitas nuklir atau infrastruktur minyak Iran sebagai respons terhadap serangan tersebut. Menurut Croft, Iran saat ini memproduksi lebih dari 3 juta barel minyak per hari, mencapai tingkat tertinggi dalam lima tahun terakhir.
“Kita perlu memikirkan skenario dimana pasokan minyak Iran berisiko,” tambahnya.
Kenaikan Harga Minyak Mentah
Data terbaru menunjukkan bahwa kontrak West Texas Intermediate (WTI) untuk bulan November meningkat 2,44%, mencapai US$ 69,83 per barel. Sementara itu, kontrak Brent untuk bulan Desember juga mengalami kenaikan, mencapai US$ 73,56 per barel dengan peningkatan sebesar 2,58%. Sebelumnya, harga minyak mentah AS mengalami penurunan lebih dari 2% sepanjang tahun ini.
Serangan Rudal dari Iran
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melaporkan bahwa sekitar 180 rudal ditembakkan dari Iran ke wilayah Israel. Meskipun sebagian besar rudal berhasil dicegat, beberapa serangan telah berhasil menembus pertahanan. Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, menyatakan bahwa saat ini tidak ada laporan mengenai korban jiwa akibat serangan tersebut.
“Serangan ini akan memiliki konsekuensi,” tegas Hagari.
Pejabat senior Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Amerika Serikat akan memberikan dukungan dalam membela Israel dan memperingatkan Iran bahwa serangan tersebut akan “membawa konsekuensi yang berat.” Ketegangan di Timur Tengah telah meningkat tajam dalam seminggu terakhir, setelah Israel melancarkan serangan udara terhadap milisi Hizbullah yang didukung Iran, menewaskan pemimpin mereka, Hassan Nasrallah. Israel juga telah mengirimkan pasukan darat ke Lebanon selatan pada Selasa, 1 Oktober 2024. (red/i)