Profil Anura Kumara Dissanayake: Pemimpin Sri Lanka yang Berjuang dari Bawah

waktu baca 3 menit

Gantanews.co – Anura Kumara Dissanayake (56), yang lebih dikenal dengan panggilan AKD, adalah tokoh politik Sri Lanka yang kini menjadi sorotan dunia setelah terpilih sebagai presiden ke-9 pada Minggu, (22/9/2024). Dikenal dengan latar belakang yang sederhana dan perjuangannya bersama partai Janatha Vimukthi Peramuna (JVP), Dissanayake telah menempuh perjalanan panjang di dunia politik.

Latar Belakang dan Pendidikan

Lahir pada November 1968 di Anuradhapura, sebuah distrik di Provinsi Utara Tengah, Dissanayake berasal dari keluarga buruh. Ia menyelesaikan pendidikan dasar di Thambuthegama Gamini Maha Vidyalaya dan melanjutkan sekolah menengah di Thambuthegama Central College. Sejak usia muda, ketertarikannya pada dunia politik sudah tampak jelas. Di masa sekolah, ia aktif dalam Janatha Vimukthi Peramuna (JVP), partai komunis yang berhaluan Marxis-Leninis.

Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, ia melanjutkan studi di Universitas Kelaniya, dekat ibu kota Kolombo. Di kampus inilah keterlibatannya dalam gerakan politik mahasiswa semakin dalam, dan ia mulai menunjukkan kualitas kepemimpinan yang kuat. Pada 1995, Dissanayake lulus dengan gelar sarjana dalam bidang ilmu fisika. Di tahun yang sama, ia diangkat sebagai organisator nasional Asosiasi Mahasiswa Sosialis, yang memperkuat posisinya dalam partai JVP.

Karier Politik

Dissanayake memulai karier politiknya secara resmi pada 1995, ketika ia bergabung dengan politbiro JVP. Keaktifannya di dalam partai membuatnya dipercaya menduduki berbagai jabatan strategis. Pada tahun 2000, ia terpilih sebagai anggota parlemen dan sejak saat itu menjadi salah satu figur penting dalam politik Sri Lanka. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Pertanian, Peternakan, Tanah, dan Irigasi pada 2004-2005. Di antara pencapaiannya lainnya adalah menjadi Ketua Oposisi di parlemen pada periode 2015-2018.

Namun, karier politik Dissanayake tidak selalu mulus. Meski pernah memimpin dua pemberontakan terhadap pemerintah dengan tujuan mendirikan negara sosialis, kedua upaya tersebut gagal dan mengakibatkan puluhan ribu nyawa hilang. Gerakan revolusioner ini menjadi titik balik dalam sejarah partai JVP, yang kemudian bertransformasi menjadi partai politik yang sah di bawah kepemimpinan Dissanayake.

Mencalonkan Diri sebagai Presiden

Pada 2019, Dissanayake mencalonkan diri dalam pemilihan presiden sebagai kandidat dari National People’s Power (NPP), sebuah koalisi yang dipimpin oleh JVP. Meskipun hanya meraih sekitar 3% suara, pencalonan ini menandai langkah signifikan dalam karier politiknya. Pada pemilihan 2024, ia kembali maju sebagai kandidat presiden dengan dukungan kuat, terutama dari generasi muda yang merasa kecewa dengan kepemimpinan politik lama.

Tantangan dan Visi untuk Sri Lanka

Dissanayake menghadapi tantangan besar dalam memimpin Sri Lanka. Selain krisis ekonomi yang menghantam negara, tingkat kemiskinan yang melonjak serta utang luar negeri yang menggunung menjadi masalah utama. Meskipun popularitasnya semakin meningkat, banyak analis meragukan apakah ia mampu membuat perubahan signifikan dalam waktu singkat. Namun, dengan visi untuk memberantas korupsi dan memperbaiki ekonomi, ia terus mendapatkan dukungan dari kelompok-kelompok yang menginginkan perubahan.

Sebagai ayah satu anak dan sosok yang dikenal tegas, Dissanayake memikul harapan rakyat Sri Lanka untuk membawa negara itu keluar dari krisis. Meskipun tantangan di depannya sangat besar, komitmennya untuk mewujudkan Sri Lanka yang lebih baik tetap menjadi pilar utama dalam karier politiknya. (red/i)