Bitcoin Kembali Menguat, Tembus Level US$60.000: Apa yang Memicu Kenaikannya?
Gantanews.co – Bitcoin berhasil merebut kembali level US$60.000 (sekitar Rp 921,07 juta), menandai pemulihan signifikan setelah sempat menyentuh US$61.335 (sekitar Rp 941,57 juta). Kenaikan harga ini didorong oleh ekspektasi pasar yang tinggi terhadap pemangkasan suku bunga acuan oleh Federal Reserve Amerika Serikat (The Fed).
Menurut data terbaru dari Coin Metrics, harga Bitcoin terakhir tercatat di level US$60.394 (Rp 927,12 juta), mengalami kenaikan sebesar 4,3% dari posisi sebelumnya. Pergerakan ini juga mendapatkan dorongan dari peluncuran perusahaan kripto baru oleh mantan Presiden Donald Trump, World Financial Liberty, yang memperkenalkan token World Financial Liberty Coin pada Senin (16/9/2024).
Dinamika Pasar dan Harapan Terhadap Fed
Bitcoin menembus level US$60.000 tepat saat Federal Reserve memulai pertemuan kebijakan dua hari pada Selasa pagi. Spekulasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga untuk pertama kalinya dalam empat tahun terakhir telah memicu optimisme di kalangan investor. Langkah tersebut diharapkan dapat mendorong permintaan untuk aset-aset berisiko, termasuk Bitcoin.
Philipp Pieper, pendiri Swarm Markets, menjelaskan bahwa meskipun Bitcoin mungkin bereaksi dengan keterbatasan terhadap pengumuman penurunan suku bunga The Fed, implikasi jangka panjang dari pelonggaran moneter dapat menciptakan siklus bullish baru untuk Bitcoin dan aset digital lainnya.
“Di masa lalu, Bitcoin telah menunjukkan korelasi dengan indeks teknologi seperti Nasdaq, dan biasanya bergerak sesuai dengan kondisi moneter karena investor mencari imbal hasil di lingkungan suku bunga rendah,” ujar Pieper kepada CNBC.
Spekulasi dan Prospek Masa Depan
Pasar saat ini terpecah mengenai apakah The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 atau 50 basis poin. Menurut FedWatch Tool dari CME Group, ada 63% kemungkinan bahwa bank sentral akan memilih penurunan sebesar 50 basis poin. Bitcoin tahun ini telah bergerak dalam kisaran harga antara US$55.000 (Rp 844,32 juta) dan US$70.000 (Rp 1,07 miliar). Investor terus memantau kemungkinan penurunan suku bunga, pertumbuhan ETF Bitcoin, dan hasil pemilihan presiden AS sebagai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pasar kripto.
Kenaikan harga Bitcoin ini menunjukkan bagaimana berita makroekonomi dan keputusan kebijakan moneter dapat berdampak besar pada pasar aset digital. Dengan berbagai faktor yang mempengaruhi pergerakan harga Bitcoin, para investor akan terus memperhatikan perkembangan terbaru dari Federal Reserve serta dinamika pasar kripto secara keseluruhan. (red/i)
Follow me in social media: