Telegram Lakukan Perubahan Besar Usai Penangkapan CEO Pavel Durov di Prancis

waktu baca 2 menit
Telegram Lakukan Perubahan Besar Usai Penangkapan CEO Pavel Durov di Prancis

Gantanews.co – Telegram melakukan langkah besar dalam memperkuat keamanan platformnya, setelah CEO Pavel Durov sempat ditahan di Prancis dan kemudian dibebaskan bersyarat. Penangkapan tersebut diduga terkait dengan tuduhan Telegram menjadi tempat berkembangnya aktivitas ilegal, yang selama ini dinilai kurang diawasi.

Baca juga: Lebih Banyak Digunakan untuk Percakapan Rahasia, Bagaimana Nasib Telegram Setelah Pendirinya Ditangkap?

Dalam perubahan terbarunya, Telegram memperluas wewenang moderator untuk pertama kalinya hingga ke chat personal. Pengguna kini memiliki opsi untuk menandai pesan di chat pribadi sebagai ‘konten ilegal’ agar ditinjau lebih lanjut oleh tim Telegram. Ini merupakan langkah yang tercantum dalam laman ‘Frequently Asked Questions’ (FAQ) Telegram, seperti dikutip dari CoinDesk pada Sabtu (7/9/2024).

Langkah ini dianggap sebagai upaya Telegram untuk mengubah persepsi publik yang selama ini menilai platform tersebut terlalu longgar dalam menangani konten berbahaya. Penangkapan Durov oleh otoritas Prancis semakin mempertegas kebutuhan akan pengawasan lebih ketat.

Dalam pernyataan terbarunya di platform X, Durov mengakui bahwa popularitas Telegram yang semakin melonjak juga berdampak pada peningkatan aktivitas kriminal di platform tersebut. Dengan lebih dari 950 juta pengguna saat ini, ia berkomitmen untuk meningkatkan keamanan bagi semua penggunanya.

“Saya masih berusaha memahami situasi di Prancis. Namun, saya mendengar dan memperhatikan kekhawatiran yang muncul. Tujuan saya adalah memastikan pelaku kekerasan tidak memiliki celah untuk memengaruhi masa depan para pengguna Telegram,” tulis Durov melalui akun pribadinya di X. (red/i)

Follow me in social media: