Bappebti: Transaksi Kripto di Indonesia Melonjak, Tembus 344 Triliun, Bitcoin dan PEPE jadi Primadona

waktu baca 3 menit
Ilustrasi Kripto

Gantanews.co – Transaksi aset kripto di Indonesia terus mengalami lonjakan signifikan, mencatatkan angka yang mengesankan. Menurut data terbaru dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), nilai transaksi kripto dari Januari hingga Juli 2024 telah mencapai Rp 344,09 triliun. Angka ini mencerminkan peningkatan sebesar 353,94% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Beberapa aset kripto yang paling diminati oleh investor Indonesia termasuk PEPE, Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), USDT, dan Solana (SOL). Meningkatnya adopsi kripto di tanah air didukung oleh inovasi teknologi, kesadaran publik yang semakin tinggi, serta regulasi yang memberikan kepastian hukum bagi para pelaku pasar.

Tak hanya berkontribusi bagi investor, pertumbuhan industri ini juga memberikan dampak positif terhadap penerimaan negara. Bappebti melaporkan bahwa nilai pajak yang terkumpul dari transaksi aset kripto pada periode Januari hingga Juli 2024 mencapai Rp 371,28 miliar. Jika digabungkan dengan periode Januari 2022 hingga Juli 2024, total pajak yang terkumpul telah menyentuh Rp 838,56 miliar.

Pertumbuhan Jumlah Investor dan Pasar Kripto

Selain nilai transaksi yang melonjak, jumlah pelanggan aset kripto di Indonesia juga meningkat tajam. Hingga Juli 2024, tercatat ada sekitar 20,59 juta pelanggan aset kripto. Hanya dalam satu bulan, ada penambahan 348.769 pelanggan baru, menegaskan tingginya minat masyarakat terhadap investasi kripto.

Kepala Bappebti, Kasan, menjelaskan bahwa pertumbuhan ini mencerminkan besarnya potensi pasar kripto di Indonesia. “Regulasi yang diterapkan pemerintah memberikan kepastian hukum yang penting bagi perkembangan industri ini, sekaligus memastikan perlindungan konsumen tetap menjadi prioritas,” jelasnya.

Namun, Kasan juga mengingatkan bahwa risiko tetap ada dalam investasi aset kripto. “Bappebti akan terus memperkuat regulasi untuk mendukung pertumbuhan industri ini sekaligus melindungi konsumen dari risiko penipuan dan volatilitas pasar,” tambahnya.

Popularitas PEPE dan Solana Meningkat

Fenomena menarik di industri kripto Indonesia adalah minat investor yang semakin beragam. Selain Bitcoin dan Ethereum yang sudah mapan, aset kripto seperti PEPE dan Solana juga mendapatkan perhatian besar. Yudhono Rawis, Wakil Ketua Umum Asosiasi Blockchain & Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo-ABI), menyebut fenomena ini sebagai bukti diversifikasi portofolio yang semakin matang di kalangan investor.

“Popularitas PEPE, USDT, Bitcoin, dan Solana mencerminkan kecerdasan investor dalam memilih aset kripto. Mereka tidak hanya mengejar keamanan dari aset yang sudah mapan, tetapi juga berani mengeksplorasi aset kripto baru yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi,” ujar Yudho, yang juga merupakan CEO Tokocrypto.

Meski begitu, Yudho menekankan pentingnya bagi investor untuk selalu melakukan riset yang mendalam sebelum terjun ke dunia kripto. Ia juga mengingatkan tentang risiko volatilitas harga dan potensi penipuan yang masih menjadi tantangan di industri ini.

Masa Depan Kripto di Indonesia

Dengan pertumbuhan yang terus berlanjut, pasar kripto di Indonesia diprediksi akan semakin besar di masa depan. Momentum positif yang terlihat dari peningkatan transaksi, jumlah pelanggan, serta kontribusi pajak, menegaskan bahwa aset kripto kini telah menjadi bagian penting dari ekosistem keuangan Indonesia.

Namun, di balik pertumbuhan ini, penting bagi pemerintah dan pelaku pasar untuk tetap berhati-hati dan memastikan bahwa regulasi yang ada mampu melindungi konsumen dari berbagai risiko yang ada di pasar kripto.

Momentum ini juga menjadi bukti bahwa industri kripto di Indonesia memiliki potensi besar untuk terus berkembang, dengan harapan mampu memberikan manfaat yang lebih besar bagi perekonomian nasional di masa mendatang. (red)

Follow me in social media: