Tujuh Politis Senior Golkar Surati Jokowi, Minta Jadi Ketum

waktu baca 2 menit

Gantanews.co – Tujuh politikus senior Partai Golkar menyuarakan usulan yang mengejutkan. Mereka mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo, meminta beliau untuk menggantikan Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum (Ketum) Golkar yang telah menyatakan mundur. Usulan ini datang dengan alasan yang kuat dan dianggap sebagai solusi untuk masa depan Golkar.

Surat tersebut ditandatangani oleh tujuh tokoh penting Golkar, yakni Mohammad Aly Yahya, Ridwan Mukti, Antony Zeindra Abidin, Ridwan Hisyam, Mushifin Dahlan, Agusman Effendy, dan Riswan Tony. Mereka menilai Jokowi memiliki kemampuan dan pengalaman yang dibutuhkan untuk memimpin partai di tengah tantangan politik saat ini.

Aly Yahya, salah satu penandatangan surat tersebut, menjelaskan mengapa ia dan para senior Golkar lainnya mendukung Jokowi.

“Jokowi adalah sosok yang paling tepat memimpin Golkar saat ini,” kata Aly pada Selasa (20/8).

Aly mengungkapkan bahwa ia dan para koleganya adalah saksi sejarah ketika Golkar mengalami masa sulit di Pemilu 1999, saat partai tersebut dihadapkan pada persaingan dengan 47 partai lain.

“Saya yakin beliau yang sangat layak untuk memimpin Golkar di masa ini,” tegasnya.

Dukungan ini tidak hanya sekadar wacana, karena para senior Golkar berencana menyuarakan dukungan mereka kepada Jokowi dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang diadakan di Jakarta Convention Center hari ini.

Namun, pencalonan Jokowi sebagai Ketum Golkar tidaklah mudah. AD/ART partai mensyaratkan bahwa calon Ketum harus memiliki pengalaman minimal lima tahun dalam kepengurusan partai. Kendala ini menjadi tantangan utama bagi Jokowi jika ia menerima dorongan tersebut.

Sementara itu, Ketua Panitia Steering Committee Rapimnas dan Munas XI Golkar, Adies Kadir, menyatakan bahwa kemungkinan perubahan AD/ART dapat dibahas dalam Munas yang akan datang.

“Setiap Munas selalu ada perubahan, meskipun perubahan tersebut tidak terlalu signifikan,” ujar Adies pada Minggu (18/8) di Kantor DPP Golkar.

Adies menambahkan bahwa perubahan AD/ART tergantung pada dinamika yang berlangsung selama Munas, dan belum ada poin spesifik yang dipastikan akan dibahas. Selain pemilihan Ketua Umum, Munas juga akan membahas program-program organisasi, rekomendasi, dan pernyataan politik partai.

Dengan dukungan dari para senior dan dinamika dalam Munaslub yang sedang berlangsung, keputusan terkait kepemimpinan Golkar akan segera ditentukan. Jokowi sendiri masih harus mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk AD/ART partai yang mungkin menjadi penghalang bagi langkah politiknya di Golkar. (red)