Peringkat 15, Lampung Berkontribusi 1,84% dalam Ekspor Nasional, Kalah Dari Papua Tengah

waktu baca 2 menit
Ilustrasi ekpor impor (foto: Kompas.com)

Gantanews.co – Nilai ekspor Indonesia pada Juli 2024 mencatat peningkatan signifikan, mencapai US$22,21 miliar, naik 6,55 persen dibandingkan Juni 2024 dan naik 6,46 persen dibandingkan Juli 2023. Sementara itu, ekspor nonmigas pada periode yang sama mencapai US$20,79 miliar, mengalami kenaikan sebesar 5,98 persen dibandingkan bulan sebelumnya dan 5,87 persen dibandingkan tahun lalu.

Namun, di balik catatan positif tersebut, kontribusi Lampung terhadap ekspor nasional periode Januari-Juli 2024 masih tertinggal dibandingkan beberapa provinsi lainnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Lampung hanya menyumbang US$2.713,5 juta atau 1,84 persen dari total ekspor nasional. Angka ini menempatkan Lampung di peringkat ke-15 secara nasional. Bahkan, Lampung kalah dari Provinsi Papua Tengah yang berada di peringkat ke-14 dengan nilai ekspor sebesar US$3.278,5 juta atau 2,23 persen dari total ekspor nasional.

Jika dilihat lebih lanjut, Lampung berada di peringkat kelima di antara provinsi-provinsi di Pulau Sumatra. Riau menjadi penyumbang terbesar ekspor di Sumatra dengan nilai US$9.829,6 juta, disusul Sumatera Utara dengan US$5.680,0 juta, Sumatera Selatan dengan US$3.569,7 juta, dan Jambi dengan US$1.330,2 juta.

Adapun secara nasional, tiga provinsi penyumbang terbesar terhadap ekspor nasional adalah Jawa Barat dengan nilai US$21,32 miliar (14,47 persen), Kalimantan Timur dengan US$14,70 miliar (9,98 persen), dan Jawa Timur dengan US$14,59 miliar (9,91 persen). Ketiganya memberikan kontribusi sebesar 34,36 persen dari seluruh ekspor nasional.

Pada sektor impor, Indonesia mencatatkan nilai impor sebesar US$21,74 miliar pada Juli 2024, naik 17,82 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Dengan kondisi ini, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar US$0,47 miliar, terutama didorong oleh sektor nonmigas yang mencatat surplus sebesar US$2,60 miliar, meskipun defisit pada sektor migas mencapai US$2,13 miliar.

Meskipun kontribusi Lampung terhadap ekspor nasional masih tergolong kecil, provinsi ini memiliki potensi besar yang dapat digali lebih lanjut untuk meningkatkan perannya dalam perekonomian nasional. Tantangan ke depan adalah bagaimana Lampung dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk meningkatkan nilai ekspor dan mengejar ketertinggalan dari provinsi lain. (red)