Miris! 80 Ribu Anak Indonesia Terjerumus Judi Online, M Nuh Sorot Lemahnya Pendidikan Karakter

waktu baca 2 menit
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad Nuh, dalam RDPU Panja Pembiayaan Pendidikan Komisi X DPR RI (foto: tangkapan layar YouTube Komisi X DPR RI)

Gantanews.co – Fenomena memprihatinkan terungkap terkait maraknya anak-anak di Indonesia yang terjerumus dalam perjudian online (judol). Data menunjukkan 2,3 juta orang terjerat judol, dan 2% di antaranya, yaitu sekitar 80 ribu anak, berusia di bawah 10 tahun. Hal ini menjadi sorotan tajam dari Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad Nuh, yang melihatnya sebagai cerminan lemahnya pendidikan karakter di Indonesia.

“Apa yang fenomena sekarang? Judi online dan seterusnya, macam-macam. Itu adalah fenomena attitude yang masih lemah,” ungkap Nuh dalam Rapat Dengar Pendapat (RDPU) Panja Pembiayaan Pendidikan Komisi X DPR RI dengan Mantan Menteri Pendidikan di YouTube Komisi X DPR RI, dikutip Rabu (3/7/2024).

Menurut Nuh, anak-anak tersebut tidak mendapatkan pendidikan yang utuh. Pendidikan, baginya, harus memiliki tiga unsur: attitude (sikap), skill (keterampilan), dan knowledge (pengetahuan). Namun, yang terlihat saat ini hanya fokus pada skill dan knowledge, sedangkan attitude terabaikan.

“Pertama dia harus ada attitude, kemudian skill, dan knowledge. Yang baru kelihatan itu sekarang baru skill dan knowledge,” tutur Nuh.

Nuh menekankan bahwa ketiga unsur tersebut penting untuk dimiliki dan diraih anak Indonesia melalui pendidikan. “Kita tidak hanya perlu yang pintar kan? Tapi juga harus jujur,” tegasnya.

Lemahnya pendidikan karakter ini dikhawatirkan akan melahirkan generasi penerus bangsa yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bermoral. Hal ini tentu menjadi tamparan keras bagi dunia pendidikan Indonesia untuk segera berbenah dan mengevaluasi sistem pendidikan yang ada.

Membangun generasi muda yang berkarakter mulia merupakan tanggung jawab bersama. Berbagai upaya perlu dilakukan, seperti menanamkan nilai-nilai moral sejak dini melalui pendidikan di rumah dan sekolah, memperkuat peran guru dan orang tua dalam mengawasi dan membimbing anak-anak, mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam kurikulum sekolah secara menyeluruh dan terstruktur, serta memanfaatkan teknologi melalui aplikasi edukatif dan platform pembelajaran interaktif.

Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan generasi muda Indonesia dapat tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter mulia, cerdas, dan berintegritas, siap untuk membawa bangsa ini menuju masa depan yang lebih gemilang.

Fenomena maraknya anak-anak bermain judol ini menjadi pengingat bagi semua pihak untuk bersama-sama meningkatkan kualitas pendidikan karakter di Indonesia. Hanya dengan generasi muda yang bermoral dan berintegritas, bangsa ini dapat meraih masa depan yang gemilang. (int)