Gol Kontroversial Indonesia di Semifinal Piala Asia U-23: Membongkar Aturan Offside dan Dilema Wasit di Era VAR!

waktu baca 4 menit

Gantanews.co – Offside, sebuah peraturan yang tak pernah lepas dari sorotan dalam dunia sepakbola, kembali menjadi bahan perdebatan hangat saat Semifinal Piala Asia U-23 2024. Pertandingan yang sengit antara Indonesia dan Uzbekistan terhenti sejenak ketika gol yang dicetak oleh Muhammad Ferrari pada menit ke-61 dibatalkan karena dianggap terjadi pelanggaran offside.

Baca juga: Garuda Muda Tumbang di Semifinal, Gagal Melangkah ke Final Piala Asia U-23 2024

Drama Offside Indonesia Menggemparkan Semifinal Piala Asia U-23

Pertandingan sengit antara Indonesia dan Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024 masih menyisakan perdebatan panas. Gol Muhammad Ferrari di menit ke-61 dianulir karena offside, memicu kekecewaan para pemain dan suporter Indonesia. Momen ini menjadi sorotan, membuka kembali diskusi tentang aturan offside yang rumit dan perannya dalam sepak bola modern.

Kronologi Kejadian Offside yang Kontroversial

Peristiwa tersebut bermula dari sebuah serangan memikat yang dirangkai oleh Pratama Arhan dan Ramadhan Sananta. Melalui sebuah crossing yang matang, Arhan berhasil mengirimkan bola kepada Sananta, yang kemudian dengan gesitnya menyodorkan bola kepada Ferrari, sebelum akhirnya diumpankan menjadi gol oleh seorang bek Indonesia. Namun, kegembiraan itu pupus saat Video Assistant Referee (VAR) memutuskan bahwa Sananta berada dalam posisi offside.

Kontroversi pun tak terhindarkan ketika tayangan ulang yang disajikan oleh wasit VAR Sivarkorn Pu-Udom dari Thailand menimbulkan keraguan. Beberapa pihak berpendapat bahwa keputusan tersebut kurang tepat karena lengan bek Uzbekistan sejajar atau bahkan lebih maju dari posisi kaki Sananta. Namun, keputusan itu tetap menjadi keputusan final, karena tidak adanya tindakan lebih lanjut dari VAR untuk menarik garis pemisah, meninggalkan banyak pihak dengan pertanyaan yang belum terjawab.

Apa itu VAR?

VAR adalah prosedur bantuan teknologi untuk membantu asisten wasit meninjau tayangan ulang sebuah momen dalam permainan sepak bola, sebagai bahan pertimbangan untuk wasit utama. VAR adalah teknologi yang menggunakan kamera dan teknologi video untuk merekam dan memantau peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam lapangan.

Selain menggunakan kemajuan teknologi, VAR  melibatkan empat orang asisten wasit yang ditempatkan di ruang kontrol, meninjau kembali situasi yang dianggap kontroversial dan memberikan saran kepada wasit utama di lapangan tentang keputusan yang harus diambil.

VAR akan menyajikan tampilan pertandingan dari berbagai sudut, hingga melakukannya dalam gerakan lambat. Wasit dapat menggunakan VAR untuk memeriksa keputusan terkait gol, penalti, kartu merah, dan peristiwa lainnya dalam pertandingan.
Jika wasit memiliki keraguan ketika mengambil keputusan, ia dapat meminta bantuan dari tim VAR yang terdiri dari wasit-wasit yang memantau permainan melalui layar video. Pada akhirnya, keputusan akhir tetap ada di tangan wasit utama.

Dikutup dari laman resmi FIFA, metode VAR pertama kali digunakan oleh FIFA pada Piala Dunia 2018 di Rusia. Sejak saat itu, metode VAR telah diterapkan di lebih dari 100 kompetisi di seluruh dunia. Dilansir dari Indonesia.go.id, di Indonesia, penggunaan VAR baru dikenalkan oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada Liga 1 Musim 2023/2024

Lalu, Apa itu Offside? 

Peraturan offside telah menjadi bagian integral dari sepakbola sejak lama. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan offside dalam konteks permainan ini? Offside adalah kondisi di mana seorang pemain penyerang berada lebih dekat ke garis gawang lawan dibandingkan dengan bola serta pemain bertahan terakhir. Hal ini terjadi ketika seorang pemain berada di area gawang lawan sebelum bola diumpan oleh rekan satu timnya, dengan pengecualian hanya kiper dari tim lawan yang tersisa.

Peraturan offside pertama kali dibentuk oleh English Football Association (FA) pada tahun 1863 untuk mencegah pemain penyerang mendapatkan keuntungan tidak adil dengan berada di posisi offside. Seiring dengan perkembangan permainan, aturan offside terus diperbarui untuk menciptakan permainan yang lebih adil dan menarik.

Posisi offside ditetapkan dengan jelas dalam Hukum ke-11 Laws of the Game oleh International Football Association Board (IFAB). Seorang pemain dinyatakan berada dalam posisi offside jika bagian tubuhnya yang dapat digunakan untuk mencetak gol berada lebih dekat ke garis gawang lawan dibandingkan dengan bola dan pemain bertahan terakhir.

Ketika terjadi pelanggaran offside, wasit akan memberikan tendangan bebas tidak langsung kepada tim lawan di tempat terjadinya pelanggaran. Situasi tertentu, seperti mencetak gol setelah terjadinya offside, akan mengakibatkan gol tersebut dinyatakan tidak sah. Dengan demikian, offside tetap menjadi aspek yang menarik dan kontroversial dalam dunia sepakbola.

Kontroversi Offside: Antara Teknologi dan Penilaian Manusia

Peraturan offside terus mengalami evolusi seiring dengan perkembangan sepakbola. Meskipun teknologi VAR (Video Assistant Referee) telah diperkenalkan untuk membantu wasit dalam menilai situasi offside, kontroversi tetap tak terelakkan. Terkadang, penilaian manusia masih diperlukan dalam menafsirkan situasi yang kompleks.

 

Meskipun ada teknologi yang membantu, penilaian manusia masih memiliki peran penting dalam menafsirkan situasi yang kompleks dalam permainan ini. (int)

Follow me in social media: