Autopsi Brigadir J: Tim Forensik Menduga Ada Luka?

waktu baca 2 menit
Proses autopsi ulang jenazah Brigadir J dilakukan oleh 7 dokter sepsialis yang dipimpin oleh ketua tim dokter forensik sekaligus Ketua Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI ) dr Ade Firmansyah.

GANTANEWS.CO – Tim forensik mengungkap beberapa kendala saat autopsi ulang jenazah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J alias Brigadir Yosua, Rabu (27/7/2022).

Pertama karena jenazah sudah diformalin dan kedua sudah mengalami beberapa derajat pembusukan.

Proses autopsi ulang jenazah Brigadir J dilakukan oleh 7 dokter sepsialis yang dipimpin oleh ketua tim dokter forensik sekaligus Ketua Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI ) dr Ade Firmansyah.

“Autopsi hari ini memang sesuai dengan apa yang kita perkirakan sebelumnya, bahwa autopsi pasti memiliki beberapa kesulitan, pertama jenazah sudah diformalin dan sudah mengalami beberapa derajat pembusukan yang sudah kita antisipasi memang akan terjadi,” ungkapnya.

Selain luka pembusukan, tim forensik juga melihat jelas bentuk jenazah pasca autopsi, mulai dari sayatan membuka kepala yang bisanya dilakukan dari tulang mastoid kanan ke arah kiri.

Serta ada luka garis membentuk huruf I, mulai dari dagu hingga ke kemaluan.

“Itu standar teknik operasi yang biasa dilakukan,” ucapnya.

Ade juga menyebutkan bahwa ada tanda-tanda telah dilakukan proses formalin.

“Kemudian ada beberapa tempat informasi yang kami dapat dari keluarga yang dilihat secara kasat mata itu kami periksa juga,” ujarnya.

Ketua tim dokter forensik dokter Ade Firmansyah mengatakan ada beberapa luka yang masih dugaan, sehingga harus dikonfirmasi melalui pemeriksaan mikroskopik.

“Kami cukup yakin beberapa tempat itu sebagai luka, ada beberapa tempat yang memang kami masih duga adanya luka tapi harus kami konfirmasi melalui pemeriksaan mikroskopik,” ujarnya, seperti dikutip tribunnews.com.

Setelah melakukan pemeriksaan autopsi ini, semua sampel telah dikumpulkan, dan akan dibawa ke Jakarta untuk diperiksa secara mikroskopik.

“Setelah melakukan pemeriksaan, semua sampel telah kami kumpulkan dan akan kami bawa ke Jakarta untuk kita periksa secara mikroskopik di laboratorium patologi dan anatomi RSCM,” jelasnya.

Sehingga pemeriksaan ini akan mebutuhkan waktu, karena luka yang diyakini terjadi itu harus dipastikan juga apakah luka itu terjadi sebelum kematian ataupun setelah kematian.

“Warna merah di tubuh itu bisa saja postmorten staining atau posmortem discoloration yang harus kita pastikan dengan pemeriksaan mikroskopik,” ujarnya.

Ketua tim forensik, Ade Firmansyah Suharto menjanjikan laporan hasil autopsi ulang Brigadir Yosua akan selesai pada 4-8 minggu.

“Hasil autopsi nanti akan disampaikan ke penyidik, untuk memperjelas hasil penyidikan polisi,” katanya seusai autopsi di RSUD Sungai Bahar.(red)

Follow me in social media: