Webinar GN Literasi Digital di Lampung Tengah Bertajuk “Literasi Digital Bagi Tenaga Didik dan Anak Didik di Era Digital”

waktu baca 4 menit
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 Lampung Tengah

Ekstrak:

Bapak Presiden Republik Indonesia memberikan arahan tentang pentingnya Sumber Daya Manusia yang memiliki talenta digital. Ditindak lanjuti oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika, melalui Ditjen Aptika yang menargetkan hingga tahun 2024 bisa menjangkau 50 juta masyarakat agar mendapatkan literasi di bidang digital. Khusus pada 2021 diproyeksikan sebanyak 12,5 juta masyarakat dari berbagai kalangan mendapatkan literasi dibidang digital.

Untuk meraih target itu, Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung.

Sebagai Keynote Speaker adalah Gubernur Provinsi Lampung yaitu, Ir. H. Arinal Djunaidi., dan Bp. Presiden RI Bapak Jokowi ikut memberikan sambutannya.

GANTANEWS.CO, Lampung Tengah – Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 bertajuk “Literasi Digital Bagi Tenaga Didik dan Anak Didik di Era Digital” digelar di Lampung Tengah, Kamis, 02 September 2021. Lima pembicara dari berbagai profesi ikut menjadi pembicara dengan tema yang berbeda.

Webinar diawali oleh KRISNA PRIMANTI, S.Pd.,M.Pd Guru SMK YAPARI Kemnaker RI, pada pilar KECAKAPAN DIGITAL yang memaparkan tema “SEARCH ENGINE DAN SEJENISNYA”. Dalam pemaparannya, Krisna menjelaskan jenis jenis search engine seperti google, bing, ask, yahoo dan sebagainya. Sementara jenis literatur misalnya blogger dan ensiklopedia. Untuk reporting item systematic review dan meta analisis antaranya menentukan sumber literatur (data base dan sumbe lain), daftar artikel yang sesuai topik dan layak screening dan full teks dari sumber yang relevan.

Dilanjutkan dengan pilar KEAMANAN DIGITAL, oleh SELVI NOVIANTI, M.Sc Dosen STP Bandung dengan mengangkat tema “TIPS MENJAGA KEAMANAN DIGITAL BAGI ANAK ANAK DI DUNIA MAYA”. Selvi membahas data dari Komisi Perlindungan Anak 2017-2019 bahwa 48% anak berumur 7 -17 tahun mengakses internet, 74% anak anak mengakses internet untuk hiburan, 54% untuk proses belajar dan 52% anak anak mengakses untuk informasi dan berita.

Positive Online Content (POC)  adalah konten yang tidak termasuk dalam situs terlarang, tidak mengandung unsur pornografi dan SARA, tidak mengandung unsur hoax, phising dan proxy. Selvi memberikan beberapa tips agar anak aman dari dunia maya diantaranya dampingi anak saat beraktifitas di internet, membuat aturan waktu, manfaatkan fitur perlindungan, memberi ruang pada anak untuk berkarya dan berekspresi.           

Pilar BUDAYA DIGITAL, oleh SISWANDI, S.Pd.,MM Kepala Sekolah SMPN I Padang Ratu. Siswandi memberikan materi dengan tema “LITERASI DIGITAL BAGI TENAGA DIDIK DAN ANAK DIDIK DI ERA DIGITAL”. Siswandi menjelaskan Budaya Digital adalah konsep yang menggambarkan bagaimana teknologi dan internet membentuk cara kita berinteraksi sebagai manusia dengan cara berprilaku, berpikir, dan berkomunikasi. Aspek penting dalam membangun budaya digital adalah bagaimana meruba budaya lama menjadi budaya baru yang lebih bermanfaat.

Banyak media yang bisa dimanfaatkan untuk memperkenalkan budaya Indonesia ke generasi muda melalui fungsi fungsi digital. Berbagai jenis platform yang dapat dijadikan media untuk mengenalkan budaya Indonesia misalnya melalui youtube, e book, podcast, e learning (ruangguru dan lain lain).

Narasumber terakhir pada pilar ETIKA DIGITAL, oleh AGUNG PRAWIRA, S.Pd.I.,M.Pd.I PNS dan Pengurus Karang Taruna yang mengangkat tema “PENTINGNYA PEMAHAMAN MEMBEDAKAN BERITA HOAX”. Elemen berita hoax menurut Agung terlihat dari kalimat yang provokatif, mengadu domba, ada kalimat “sebarkan dan viralkan sebanyak banyaknya”, menghujat dan sebagainya. Cara membedakan hoax atau bukan antara lain sumber data yang tidak jelas, disain laman yang aneh, banyak tanda seru dan lain lain. Pastikan link yang disertakan dari sumber yang terpercaya.  

Webinar diakhiri, oleh ALIFIA MARSELA seorang Influencer yang memberikan pengalamannya sebagai seorang influencer. Sangat penting orang tua untuk mendampingi anak di era digital ini, dimana Alfia yang mempunyai cerita tentang keponakan teman kerjanya yang mulai beranjak remaja sangat kecanduan game dan saat ini sulit berkomunikasi dengan keluarga.

Apabila hal ini didiamkan maka akan berdampak lebih gawat yaitu anti bersosialisai bahkan cenderung menutup diri. Digital sangat diperlukan saat ini dalam kehidupan sehari hari tapi tetap jangan melupakan budaya Indonesia yang terkenal ramah, dan sopan. Bijaklah dalam beraktifitas di dunia maya sehingga tidak melanggar UU ITE dengan terjebak dalam berita hoax dan sebagainya.(RED)

Follow me in social media: