Webinar GN Literasi Digital di Lampung Selatan Bertajuk “Kebebasan Berekspresi di Dunia Digital”

waktu baca 4 menit
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 Kabupaten Lampung Selatan, Kamis,02 September 2021 Bertajuk Kebebasan Berekspresi di Dunia Digital

Ekstrak:

Bapak Presiden Republik Indonesia memberikan arahan tentang pentingnya Sumber Daya Manusia yang memiliki talenta digital. Ditindak lanjuti oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika, melalui Ditjen Aptika yang menargetkan hingga tahun 2024 bisa menjangkau 50 juta masyarakat agar mendapatkan literasi di bidang digital. Khusus pada 2021 diproyeksikan sebanyak 12,5 juta masyarakat dari berbagai kalangan mendapatkan literasi dibidang digital.

Untuk meraih target itu, Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung.

Sebagai Keynote Speaker adalah Gubernur Provinsi Lampung yaitu, Ir. H. Arinal Djunaidi., dan Bp. Presiden RI Bapak Jokowi ikut memberikan sambutannya.

GANTANEWS.CO, Lampung Selatan – Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 bertajuk “Kebebasan Berekspresi di Dunia Digital”” digelar di Lampung Selatan, Kamis,02 September 2021. Lima pembicara dari berbagai profesi ikut menjadi pembicara dengan tema yang berbeda.

GILANG ADIKARA Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Yogyakarta, pada pilar KECAKAPAN DIGITAL yang memaparkan tema “CAKAP BERMEDIA DIGITAL : MEDIA SOSIAL”. Dalam pemaparannya, Gilang menjelaskan platform yang paling aktif di media sosial adalah youtube, facebook, whatapps dan instagram. Menurut Gilang, menggunakan media sosial yang tepat maka akan menjadi medium yang powerfull diantaranya dengan berkolaburasi, berkreasi, sebagai media informasi dan koneksi. Media Sosial juga membuka peluang karir yang sebelumnya tidak terbayangkan, misalnya konten kreator, influencer, youtuber, analyst, social media manager dan lain lain. Media Sosial adalah ruang publik yang  bisa dilihat semua orang. Sebaiknya jelas Gilang adalah selalu berhati hati dalam melakukan aktifitas di media sosial, jangan over sharing, atur privasi dan tinggalkan jejak rekam positif.  

Dilanjutkan dengan pilar KEAMANAN DIGITAL, oleh AGUSTIN RAHMAWATI S.Psi.,M.Si Dosen Psikologi yang mengangkat tema “TIPS PENTINGNYA INTERNET SEHAT”. Agustin menjelaskan tantangan orang tua  di era digital adalah kemudahan akses internet dimana anak anak akan mudah pula mengakses internet, anak yang lebih cakap digital dari pada orang tua. Internet seperti pisau bermata dua, bisa berdampak positif dapat pula berdampak negatif yaitu diantaranya berkurang komunikasi, cyberbulliying, insomnia, kecanduan dan sebagainya. Maka batasi waktu dan sediakan waktu bersosialisasi, tetap menjaga dan melindungi akun serta data pribadi dan terakhir terapkan metode T(True), H (helful), I (Isnpiring), N (Necessary) dan K (Kind).  

Pilar BUDAYA DIGITAL, oleh SELVI DIANA MEILINDA Dosen FISIP UNILA dengna memberikan materi “LITERASI DIGITAL DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KEBANGSAAN”. Selvi menjelaskan pentingnya literasi digital dalam wawasan kebangsaan dimana nilai dasarnya adalah penghargaan terhadap harkat manusia sebagai ciptaan Tuhan, kesetiawaan sosial, demokrasi dan sebagainya. Aspek moral yaitu adanya komitmen untuk tetap menjaga eksistensi dan peningkatan kualitas bangsa, sedangkan aspek intelektual adalah adanya pengetahuan yang memadai untuk menghadapi berbagai tantangan dan potensi yang dimiliki bangsa. Teknologi informasi dan wawasan kebangsaan menurut Selvi menjadi sahabat kental karena terjadi pertaruhan moral dan intelektual.

Narasumber terakhir pada pilar ETIKA DIGITAL, oleh Dr. ANY NURHAYATY, M. Si Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Lampung yang mengangkat tema “CYBERBULLIYING : DAMPAK, UPAYA MENCEGAH DAN MENYIKAPI ”. Any menjelaskan cyberbulliying mempunyai dampak terhadap psikologis yaitu mudah marah, gelisah bahkan mencoba bunuh diri, terhadap sosial yaitu menarik diri, kehilangan percaya diri, dan dampak di pendidikan antara lain turunnya prestasi, perilaku bermasalah di sekolah. Beberapa contoh cyberbulliying antara lain menyebarkan kebohongan seseorang, posting foto memalukan tentang seseorang di media sosial, mengirim pesan ancaman atau menjengkelkan (trolling), mengucilkan seseorang, menghasut, memaksa mengirim gambar foto dan sebagainya. Untuk menghindarinya adalah dengan cara memblokir, kumpulkan bukti dan laporkan. Apa yang harus Kita lakukan untuk menghentikan cyberbulliying, yaitu jika menyaksikan maka dengan tegas menyuruh pelaku untuk berhenti melakukan bullying, bicara dengan orang tua, guru atau orang yang dipercaya, dan untuk si korban harus kita lindungi, dukung, tanyaka kebutuhan mereka dan tunjukan bahwa mereka tidak sendirian. 

Webinar diakhiri, oleh TENNY CLEMENSTINE Drummer, Youtuber dan Influencer. Tenny menjelaskan tentang pengalaman pribadinya terutama saat melihat di media sosial ada yang menjadi korban cyberbulliying dan bagusnya ada yang memberikan dukungan terhadap korban sehingga si pelaku tidak kembali melakukan cyberbulliying karena di ancam oleh netizen untuk melaporkan kejadian tersebut. Sebagai Youtuber dan Influencer menurut Tenny sudah biasa apabila ada haters yang mengganggu dan kelewatan akan langsung di blokir.(RED)