Ekonomi Sulit dan Hasil Tangkapan Ikan Menurun, Warga Nelayan Kuala Mesuji Bertahan Hidup Dengan Lidi Nipah
GANTANEWS.CO, KUALA MESUJI LAMPUNG — Berlangsungnya pandemi Covid-19 semakin menambah kesulitan ekonomi. Hal ini terjadi juga pada masyarakat nelayan di RK 05, Kuala Mesuji, Rabu (28/4/21).
Alasannya, hasil tangkap nelayan tradisional di perkampungan setempat drastis menurun. Hal ini terjadi setiap tahun diduga karena telah tercemarnya air sungai Mesuji oleh limbah industri yang mengalir di sepanjang tahun.
“Limbah yang mencemari air sungai Mesuji juga berdampak pada hasil tangkap kami. Terkadang kami temui banyak ikan yang mabuk bahkan mati mengapung di sungai,” ungkap sejumlah warga nelayan, Rabu, 28 April 2021.
Menurut penuturan warga, untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, mayoritas nelayan di RK lima terpaksa mengayunkan parang menebang pucuk nipah untuk diolah menjadi lidi.
“Lumayan, daripada tidak ada kerjaan, kami mengambil pucuk nipah untuk dijual. Pucuk pucuk nipah itu kami ambil di sepanjang bantaran sungai ini,” kata mereka sambil menunjuk ke arah rimbunnya pepohonan nipah yang tumbuh di bantaran sungai.
Pucuk – pucuk nipah tersebut sebelum dijual, di raut terlebih dahulu untuk mendapatkan lidinya. Kemudian lidi-lidi yang sudah terkumpul bersih dijemur kurang lebih 2 hari, baru bisa dijual ke pengepul.
“Lidi-lidi yang sudah kering dihargai Rp4000/kg. Kami sangat berharap kepada pemerintah untuk mencari solusi atas dinamika permasalahan pencaharian kami, setidaknya ada program peningkatan taraf hidup untuk kami nelayan di RK lima Kuala Mesuji, ” pungkasnya. (Rls/Ind)