3 Bibit Siklon Tropis Mengancam Indonesia, Warga Lampung Diimbau Waspada dan Antisipasi Cuaca Ekstrem

waktu baca 3 menit

Gantanews.co – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait adanya tiga bibit siklon tropis yang mengancam wilayah Indonesia, termasuk Provinsi Lampung. Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan langkah antisipasi guna menghadapi potensi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan.

Menurut Plt. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, tiga bibit siklon tropis tersebut terdeteksi di sekitar wilayah Indonesia. Dua di antaranya, yaitu Bibit Siklon Tropis 90S dan 99S, berada di Samudra Hindia selatan Banten dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Meskipun pergerakannya menjauhi wilayah Indonesia, kedua bibit siklon ini masih berpotensi berkembang menjadi siklon tropis dalam 2-3 hari ke depan.

“Kondisi ini dapat memengaruhi cuaca di pesisir selatan Jawa, Bali, NTB, NTT, dan juga Lampung,” jelas Dwikorita dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/2).

Selain itu, Bibit Siklon Tropis 96P yang terdeteksi di Teluk Carpentaria, Australia, juga berkontribusi terhadap peningkatan potensi cuaca ekstrem di wilayah timur Indonesia, termasuk Papua dan Nusa Tenggara Timur. Namun, dampaknya juga dapat dirasakan di wilayah lain, termasuk Lampung, akibat pengaruh dinamika atmosfer yang kompleks.

Lampung dalam Siaga Cuaca Ekstrem
Bagi warga Lampung, BMKG mengimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat disertai petir dan angin kencang, yang diprediksi terjadi pada periode 2-7 Februari 2025. Selain itu, gelombang tinggi dengan ketinggian 2,5-4,0 meter juga diprediksi terjadi di Samudera Hindia barat Bengkulu hingga Lampung.

“Masyarakat di Lampung, terutama yang tinggal di daerah rawan bencana seperti pesisir pantai dan lereng bukit, perlu meningkatkan kewaspadaan. Potensi banjir, banjir bandang, dan tanah longsor dapat terjadi jika curah hujan tinggi,” ujar Dwikorita.

Langkah Antisipasi yang Perlu Diambil
BMKG mengimbau masyarakat Lampung untuk terus memantau perkembangan informasi cuaca terbaru melalui kanal resmi BMKG. Selain itu, beberapa langkah antisipasi yang dapat dilakukan antara lain:

  1. Menghindari daerah lereng yang rawan longsor, terutama jika sudah terlihat tanda-tanda retakan atau pergerakan tanah.
  2. Memastikan saluran air di sekitar rumah dalam kondisi baik untuk menghindari genangan air yang dapat memicu banjir.
  3. Menyiapkan perlengkapan darurat, seperti makanan, air, dan obat-obatan, sebagai langkah antisipasi jika terjadi bencana.
  4. Melaporkan kondisi lingkungan yang berpotensi membahayakan, seperti lereng yang tidak stabil, kepada pihak berwenang setempat.

Dukungan Pemerintah Daerah
BMKG juga meminta pemerintah daerah dan pihak terkait di Lampung untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi. Koordinasi antarinstansi dan sosialisasi kepada masyarakat dinilai penting untuk meminimalisir risiko bencana.

“Kami berharap semua pihak dapat bekerja sama dan mengambil langkah-langkah preventif. Mitigasi bencana yang efektif dimulai dari kesadaran akan kondisi cuaca dan lingkungan sekitar,” tambah Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto.

Tetap Waspada dan Peduli Lingkungan
Sebagai penutup, BMKG mengingatkan bahwa upaya mitigasi bencana tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat. Dengan mengenali tanda-tanda alam dan menjaga lingkungan, risiko bencana dapat diminimalisir.

“Mari bersama-sama menjaga keselamatan diri dan keluarga dengan tetap waspada dan peduli terhadap kondisi cuaca serta lingkungan sekitar,” pesan Dwikorita. (red)

error: Content is protected !!