Kepala Staf Kepresidenan: Jokowi Bukan Sekali ini Marahi Menteri

waktu baca 3 menit

GANTANEWS.COM, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut bukan pertama kali menegur para menterinya untuk bekerja ekstra luar biasa dalam menangani pandemi virus Corona (COVID-19).

Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, mengatakan, Jokowi tidak ingin penanganan Corona dengan cara-cara biasa saja.

“Presiden pandang perlu adanya semangat bersama untuk mengatasi COVID. Sebab, Presiden khawatir para pembantunya ada yang merasa saat ini situasi normal. Untuk itu diingatkan, ini peringatan yang beberapa kali disampaikan presiden,” katanya, Senin (29/6/2020).

Kata Moeldoko, penanganan tidak cukup dengan biasa-biasa, tidak cukup dengan cara-cara linear tapi harus dengan seorang pemimpin dari sebuah lembaga harus mengambil langkah-langkah efektif, efisien, dan tepat sasaran.

Moeldoko mengatakan Jokowi masih menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan. Karena itu, kata Moeldoko, peringatan yang disampaikan Jokowi kali ini jauh lebih keras.

“Untuk itu Presiden beberapa kali katakan ini dan masih ada hal-hal yang di lapangan yang tidak sesuai dengan harapan beliau, maka penekanan saat ini jauh lebih keras dari sebelumnya. Penekanan-penekanan ini sebenarnya beberapa kali, tapi yang kemarin barangkali jauh lebih keras, agar apa? Agar persoalan COVID itu dengan pendekatan kesehatan sebagai prioritas, dan pendekatan sosial ekonomi dan keuangan betul-betul bisa terakselerasi dengan baik dan cepat. Tetapi pada kenyataannya ada sektor-sektor lain yang masih lemah. Untuk itu diingatkan sekali lagi agar tidak boleh terjadi,” ujar Moeldoko.

Seperti diketahui, Jokowi memarahi para menteri agar tidak bekerja biasa-biasa saja di masa pandemi Corona. Dia meminta jajarannya memiliki senstivitas yang sama bahwa apa yang dilakukan pemerintah itu berdampak besar terhadap kehidupan seluruh warga Indonesia.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada 18 Juni 2020 dan videonya dirilis di YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (29/6/2020).

Jokowi bahkan menegaskan siap membubarkan lembaga hingga merombak kabinet demi kepentingan rakyat.

“Sekali lagi, langkah-langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan. Dan saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah-langkah kepemerintahan. Akan saya buka. Langkah apa pun yang extraordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara. Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Udah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat perppu yang lebih penting lagi. Kalau memang diperlukan,” tegas mantan Wali Kota Solo itu.

Peringatan itu kembali disampaikan Jokowi saat membuka ratas ‘Percepatan Penanganan Dampak Pandemi Covid-19’ melalui video yang disiarkan YouTube Setpres, Senin (29/6/2020). Dia meminta adanya terobosan dalam penanganan virus Corona.

“Saya minta kita bekerja agar tidak linear, saya minta ada sebuah terobosan yang bisa dilihat oleh masyarakat,” katanya.

Jokowi berharap terobosan itu berdampak pada percepatan penanganan COVID-19. Terobosan yang ada, kata dia, tidak datar-datar saja.

“Dan itu, terobosan itu saya harapkan betul-betul berdampak kepada percepatan penanganan ini, jadi tidak datar-datar saja,” ujarnya. (dtc)

Follow me in social media: