Kapolresta Pastikan Ajudan Walikota Meninggal Bukan Karena Corona

waktu baca 3 menit

GANTANEWS.Co, Bandar Lampung– Anggota Satsabhara Polresta Bandar Lampung, Aipda Irawan, meninggal dunia, Sabtu (28/11).

Aipda Bambang Irawan yang bertugas sebagai pengawal pribadi (Walpri) atau ajudan Walikota Bandar Lampung Herman HN, meninggal dunia sekitar pukul 14.00 WIB.

Kapolresta Bandar Lampung Kombespol Yan Budi Jaya memastikan almarhum meninggal akibat sakit, bukan terpapar covid-19.

“Almarhum meninggal karena jantung,” ujarnya, Minggu (29/11).

Almarhum meninggal saat dirawat di RS DKT Bandar Lampung. Awalnya Aipda Irawan izin lepas dinas pengawalan Walikota Bandar Lampung, karena mengeluh pusing. Di rumah, Aipda Irawan mengeluh pada istri karema mengalami sesak nafas dan masih pusing.

Kemudian pada pukul 13.30 WIB dibawa oleh sang istri ke RS DKT Bandar Lampung. Pada saat di perjalanan menuju RS tiba-tiba, Aipda Irawan mengalami sesak nafas.

Ketika sampai di RS DKT pukul 14.00 WIB, Irawan dinyatakan meninggal dunia. Kemudian, pada pukul 15.50 WIB, almarhum diberangkatkan ke Desa Pugung, Kecamatan Talangpadang, untuk dimakamkan dengan upacara Kepolisian Minggu (29/11) pagi di Pemakaman Umum Dusun Pugung, Kecamatan Pugung, Kabupaten Tanggamus.

Sementara rekan-rekan dibuat terkejut dengan kematian Aipda Irawan.

“Kita syok, karena kemarin beliau juga posisinya masih sempat mengawal,” kata Hadiyanto yang juga merupakan ajudan Walikota.

Hadi mengungkapkan, almarhum sempat mengeluh pusing kepala dan sakit di tengkuknya kepada rekan-rekanya saat bertugas. “Waktu itu dia memang mengeluh sejak Senin, Selasa, Rabu (23-25/11). Terus saya bilang supaya dia minum obat, katanya sudah sembuh,” ungkapnya.

Kamis (26/11) almarhum kembali mengaku sakit pada tengkuknya dan pusing kepala.

“Kalau keluhannya cuma pusing dan tengkuk leher belakangnya kayak berat. Saya bilang ke dia, mungkin kolestrol Beng –sapaan akrab Aipda Bambang Irawan, coba cek ke dokter, yo katanya,” ceritanya.

Kemudian, Sabtu (28/11) setelah salat zuhur di kebun wali kota, almarhum mengaku sakit tenggorokan.

“Memang dari kemarin dia ngomong sih, enggak enak tenggorokan, kemarin dia mengaku enggak bisa makan. Dia akhirnya pulang, terus dapat kabar dia meninggal. Makanya kita syok dengarnya,” kenangnya.

Hadi menyebutkan, pada hari itu masih mengawal wali kota. Pada pagi harinya, almarhum menjalankan Shalat Dhuha di masjid di lingkungan Pemkot Bandarlampung. Kemudian, siang harinya almarhum bersama rekannya ke kebun walikota, seperti rutinitas biasanya di hari Sabtu.

Menurut Hadi, pasca melakukan medical cekup di RS Dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandarlampung pada 2017 lalu, almarhum sejak awal tahun 2010 diketahui berhenti merokok dan tidak meminum kopi –lantaran dilarang dokter. Namun, Hadi tak mengetahui secara pasti sakit apa yang diderita almarhum.

“Sejak itu dia ngopi enggak, merokok enggak. Dia selalu minum air putih hangat. Kayaknya dia itu menderita kolestrol, karena sering pusing dan pernah kayak gondokan di belakang leher,” ucap Hadi.

Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Bandarlampung Edwin Rusli menduga almarhum wafat diakibatkan serangan jantung. Menurutnya, bila almarhum diketahui menderita kolestrol, sangat dimungkinkan bisa menyerang jantung.

Ya, berdasarkan informasi yang beredar, Beng yang merupakan personil Sat Sabhara Polresta Bandarlampung dengan NRP 79031278 meninggal dunia di RS DKT Bandarlampung sekira pukul 14.00 WIB, Sabtu (28/11). (lpc/rdr)

Follow me in social media: