TBC Lebih Berbahaya dari Covid-19

waktu baca 3 menit

GANTANEWS.CO, Lampung Tengah – Dinas Kesehatan Lampung Tengah mendapati jumlah notifikasi kasus Tuberkulosis Sensitif Obat (TB-SO) pada triwulan kedua 2020 di kabupaten tersebut sebanyak 371 kasus. Sementara jumlah terduga TB-SO di periode yang sama mencapai 1372 kasus.

Meski mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2019, namun gap antara estimasi insiden dan penemuan kasus terhitung masih cukup tinggi.

“Adanya gap antara etimasi insiden dan penemuan kasus masih cukup besar. Data yang ada terduga (TB-SO) di triwulan dua tahun 2019 terduga 5072 orang, sementara jumlah kasus 1268,” kata Urip selaku Wakil Supervisor (Wasor) Diskes Lamteng di selah kegiatan CSO Coordination & Networks At District Level Galang Dukungan Perda TBC di Bandar Jaya, Jumat (3/7/2020).

Keadaan DAP antara estimasi insiden dan penemuan kasus di Lamteng, lanjut Urip, dikarenakan di triwulan kedua tahun ini terganggu karena adanya dampak pandemi Covid-19.

Lebih lanjut, ia sampaikan kedepan akan rencana menyusun strategi penemuan kasus TB khususnya untuk wilayah yang terdampak pandemi Covid 19.

“Kita akan memaksimalkan SITB dalam program TBC di fasilitas pelayanan kesehatan, serta turut melakukan pendampingan kepada penderita,” kata Urip.

Hasbullah selaku SSR TBC Aisyiyah Lamteng mengatakan, kegiatan CSO Coordination & Networks at district level Galang Dukungan Perda TBC merupakan salah satu aspek penting dalam advokasi adalah memperluas gerakan sehingga tidak hanya didukung oleh satu kelompok saja.

Tujuan kegiatan tersebut lanjutnya, pelibatan CSO dalam melakukan advokasi untuk mendorong keterlibatan pemerintah dalam meningkatkan anggaran penanggulangan TBC. Menyampaikan isu TBC terkini kepada CSO agar lebih peduli dan aktif terlibat penanggulangan TBC.

“Tetapi juga program ini didukung oleh kelompok lain. Membangun jejaring dan aliansi tidak membutuhkan persyaratan khusus. Untuk membuat jejaring yang diperlukan adalah kesamaan platform dan tujuan bersama,” katanya.

Dalam forum tersebut lanjutnya, SSR TBC Aisyiyah mengundang Wasor TBC Diskes Lamteng, IDI, KOPI TBC PDM Lampung Tengah, PDPM, PDIPM, PDNA, Fatayat dan Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesi (PBHI) Lamteng.

PHBI Lamteng, Eko Yuono, mengatakan, forum juga untuk memperluas jaringan dan gerakan dalam penanggulan TBC, khusuanya di Lampung Tengah. Dalam proses-proses kegitan ini untuk menyatukan tujuan bersama yaitu melakukan kebaikan dan berfastabiqul khairat dalam bidang kesehatan pembertarasan penyakit TBC.

Maka peran serta masyarakat harus aktif dalam memberikam pendidikan kesehatan, tidak menunggu orang sakit. Dan kader TBC Aisyiyah yang sudah dilatih perlu diperhatikan dalam semua kegiatannya.

“Dengan keadaan hari ini perlu dipahami TBC itu lebih berbahaya dari pada Covid-19. Tetapi kalah tren dari Covid-19. Sehingga, pemerintah perlu mengeluarkan peraturan daerah (Perda) tentang penyakit TBC yang lebih titik tekan pada kualitas layanan dan pelibatan masyarakat,” imbuhnya.

Eko menambahkan, PHBI juga akan mengawal secara ketat regulasi tentang TBC sehingga pemerintah daerah harus sering diingatkan bahwa TBC lebih berbahaya dari Covid-19. (deny)

Follow me in social media: