Studium Generale ITERA Kupas Paradigma Baru Pendidikan di Jepang

waktu baca 2 menit

BANDAR LAMPUNG – Institut Teknologi Sumatera (Itera) mengadakan studium generale membahas paradigma baru pendidikan di Jepang. Kegiatan ini menghadirkan pakar pendidikan asal Kanazawa University, Jepang, Prof. Keiichiro Yoshinaga, di Aula Gedung Kuliah Umum Itera, Selasa (19/11).

Kuliah umum yang dimoderatori oleh Direktur Itera International Office, Acep Purqon tersebut mengupas metode baru dalam proses belajar mengajar yang berubah seiring perkembangan zaman.

Prof. Yoshinaga menyampaikan paradigma pendidikan lama memprioritaskan penilaian berdasarkan hasil ujian, dan tes. Hal ini sangat bagus untuk diterapkan. Namun saat ini, paradigma pendidikan baru lebih kepada pengembangan individual, skill, kreatifitas, komunikasi serta kemampuan membangun jejaring.

Konsentrasi proses belajar mengajar bukan lagi bagaimana mentransfer ilmu tetapi bagaimana merajut ilmu dari passion siswa itu sendiri. Dalam sistem pembelajaran baru, budaya kerjasama tim lebih diutamakan, serta pemberian tugas lebih kepada merancang konsep desain.

“Karena setiap individu siswa itu unik. Jadi biarkan mereka merancang ide besar sesuai khasnya masing-masing,” ujar Prof. Yoshinaga.

Mewakili Rektor Itera, Wakil Rektor Itera Bidang Akademik, Prof. Mitra Djamal, mengapresiasi studium generale yang menghadirkan langsung pakar pendidikan asal Jepang. Ia berharap mahasiswa dapat menggali banyak informasi seputar pendidikan di Jepang, dan peluang untuk dapat melanjutkan studi ke negara tersebut.

Sementara Acep Purqon menambahkan bahwa China, Korea dan Jepang termasuk negara-negara yang mengandalkan serta membangun kekuatan melalui sumber daya manusia, khususnya dengan penguatan bidang sains, teknologi, mesin dan matematika.

“Lulusan pendidikan di bidang teknik pun harus mengedepankan kepada inovasi dan entrepreneurship, memiliki skill dan pengetahuan sosial dan bisnis serta merancang konsep desain dan lainnya,” ujar Acep.

Acep juga menyebut, saat ini dunia bisnis sedang berada dalam fase yang disebut VUCA yakni volatile (bergejolak), uncertain (tidak pasti), complex (kompleks), dan ambigue (tidak jelas), sehingga membutuhkan skill dan kreativitas untuk dapat bertahan dan berinovasi. (Rls Humas Itera)

Follow me in social media:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *