Penggunaan Air Bersih di Bandarlampung Memprihatinkan

waktu baca 2 menit

Bandarlampung – Sungguh miris. Kota Bandarlampung ternyata masuk tahap memprihatinkan dalam penggunaan air bersih. Hal tersebut disampaikan oleh Ajib Jayadi, Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung, saat memberi materi tentang Hygiene dan Sanitasi di acara focus group discussion yang diadakan oleh komunitas YSC. Menurutnya air minum yang aman harus memiliki empat aspek yaitu kuantitas, kualitas, kontinuitas dan keterjangkauan.

Selain itu Ajib juga menyampaikan tentang stunting, sanitasi total berbasis masyarakat dan rekomendasi jamban yang nyaman untuk kampus. “Ayo kita bangun sanitasi di kota kita menjadi lebih baik,” ajak Ajib kepada peserta diskusi.

Peserta diskusi yang berasal dari kalangan mahasiswa ini terlihat antusias mendengarkan pemaparan dari Ajib Jayadi. Beberapa peserta mengaku  toilet di kampusnya belum memenuhi standar sanitasi yang aman dan nyaman bagi mahasiswa.

Materi kedua  dilanjutkan oleh Juwendra Asdiansyah, yang menyampaikan tentang peran pers dalam menyampaikan informasi mengenai sanitasi. Menurut pemimpin redaksi Duajurai itu, isu sanitasi sangat jarang bahkan tidak begitu diberikan tempat di pers Lampung. “Sanitasi ini bukan isu yang menarik, sehingga sangat jarang diangkat. Sekalinya ada, porsinya hanya sedikit,” jelas Juwendra.

Media umum dan kampus juga masih sangat kurang dalam memberitakan isu sanitasi. Menurutnya isu sanitasi seharusnya dijadikan laporan utama atau laporan khusus. “Teman-temann pers mempunyai tanggung jawab besar karena merupakan penyambung lidah untuk membuat orang lain terbuka pemikirannya bahwa sanitasi itu penting,” imbuhnya.

Salah satu peserta dari Poltekes Tanjung Karang Mulya Dwi mengaku, acara ini sangat bagus karena diajarkan untuk lebih peduli terhadap lingkungan. “Acara ini penting untuk terus menerus diadakan karna menambah wawasan mengenai sanitasi,” katanya.

Senada dengan Mulya, Iik mahasiswa asal Universitas Bandar Lampung (UBL) juga menganggap acara ini penting dan berharap bisa dilanjutkan untuk mahasiswa secara umum. “Nanti saya akan diskusikan dengan teman-teman untuk mengangkat isu sanitasi ini dan semoga acara seperti ini akan terus diadakan,” ujarnya.

Acara ini merupakan rangkaian dari perhelatan World Toilet Day pada 19 November lalu yang diselenggarakan oleh Youth With Sanitation Concern (YSC), didukung oleh  SNV Indonesia dan berkolaborasi dengan Lembaga Pers UKPM Teknokra Unila, dan Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung.

Khorik Istiana selaku ketua YSC berharap, pers mahasiswa bisa menjadi kontrol sosial dan mengangkat isu tentang sanitasi. “Karena pers mahasiswa punya peran kontrol sosial, dimana sanitasi kampus menyangkut kepentingan banyak publik. Pers mahasiswa bisa mengangkat sanitasi di kampusnya masing masing,” ungkapnya. (Rls YSC)

Follow me in social media:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *