Nunik Kembali Pimpin PKB Lampung

waktu baca 5 menit

GANTANEWS.CO, Lampung Tengah – Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Provinsi Lampung menggelar  musyawarah wilayah (Muswil) mulai 9 hingga 10 Januari 2021 di Hotel Novotel, Bandar Lampung.

Dalam Muswil ini, DPP PKB menerima laporan ketua DPW PKB Lampung sekaligus memberikan SK kepengurusan yang baru untuk periode 2021 – 2026.

Dalam kepengurusan yang baru ini, DPP PKB kembali menunjuk Chusnunia Chalim (Nunik) sebagai ketua DPW PKB Lampung.

Perwakilan dari DPP PKB yang memimpin jalannya Muswil yakni, ketua DPP PKB Bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak memimpin, Siti Masrifah dan Sekretaris Muswil anggota DPR RI Fraksi PKB Ella Siti Nuryamah.

Muswil ini digelar secara serentak DPW PKB se-Indonesia. Muswil dibuka secara langsung oleh Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar (Gus Ami) secara online melalui aplikasi Meeting Zoom.

Dalam sambutannya,  Gus Ami mengatakan karena masa Pandemi Covid 19, maka ia tidak bisa hadir secara langsung ke daerah untuk melaksanakan Muswil.

“Masa pandemi sehingga saya tidak bisa hadir langsung. Tapi di satu sisi, hal ini efpektif karena saya bisa hadir di seluruh wilayah secara online,” katanya.

Dalam Muswil ini, tidak ada pemilihan ketua DPW, namun DPP melakukan evaluasi dengan menerjunkan tim ke daerah untuk mengkaji usulan nama-nama calon ketua DPW dari DPC PKB masing-masing.

“Saya sudah mendapatkan laporan hasil evaluasi di seluruh daerah. Selamat, sebagian besar hasil evaluasi membanggakan. Tapi untuk yang hasil evaluasinya kurang baik, kita harus tega melakukan evaluasi struktur pengurus. Saya sudah dapat laporan hasil evaluasi, ketua DPW mana yang dipertahanankan dan diganti,” ungkapnya.

Gus Ami juga menjelaskan mengenai kondisi terkini dan tantangan partai ke depan.

“Resesi krisis ekonomi, banyak yang kehilangan penghasilan. Sulit mendapatkan penghasilan untuk keluarga. Tantangan kedua, kesenjangan sosial dimana-mana. Ibaratnya yang akan menghadapi paling terdampak dari resesi ekonomi ini, menjadi titik kesenjangan yang paling nyata. Ini berakibat pada antisipasi kesenjangan sosial atau krisis sosial,” tandasnya.

Selanjtunya menurut dia, kecemburuan sosial, akibat dampak sosial tadi, dapat pula berdampak pada krisis politik.

“Kita tidak ingin berdampak langsung terhadap krisis politik, diuji kemampuan politik kita untuk menghadapi keadaan. Pertama, sistem politik kita tidak nyambung dengan kondisi masyarakat. Kedua hilangnya trush (kepercayaan), rasa percaya masyarakat. Ini yang harus kita antisipasi dengan baik. PKB jangan sampai tidak dipercaya publik akibat resesi ekonomi ini. Ketika menghadapi krisis politik, dimana PKB bisa hadir jadi garda terdepan menghambil kepercayaan publik,” paparnya.

Untuk meningkatkan kepercayaan publik kepada PKB, menurutnya perlu ada set up ulang cara menangani permasalahan di tengah masyarakat.

“Krisis ini membuat kita harus membuat set up ulang, era baru, cara baru menanganinya, kita harus menyiapkan desain baru, sistem tata kelola ekonomi kita sistem manajemen dan pemerintahan seluruh Indonesia,” jelasnya.

Sementara ketua DPW PKB Lampung Chusnunia dalam laporan pertanggungjawabannya menjelaskan perjalanan DPW PKB Lampung.

“Semoga kegiatan kita berjalan lancar, dan bermanfaat, peserta yang berbahagia hari ini, melanjutkan roda organisasi, perjuangan partai. Cukup panjang perjalanan kita bersama menggerakkan roda organisasi dari 2007 kita bersama, 2009 melahirkan 20an kursi PKB Lampung, 2014 melahirkan kursi 40an lebih, dan positif negatif plus minus ,yang menghasilakn perbaikan-perbaikan  selalu kita lakukan setiap tahapannya,” kata dia.

Selanjutnya menurut Nunik,  perjuangan menuju kursi eksekutif juga dilakukan.

“Sampai kita memberanikan diri melangkah di 2015, berjuang di pilkada berjuang di 2015 lalu. Ada saya. Ada mas Okta Rijaya (Sekretaris DPW PKB Lampung saat itu) di Pesawaran, ada Erlina di Pesisir Barat, ada Kh Soleh Bajuri di Lampung Selatan. Dari sekian kader yang ditugaskan berjuang, belum semua mendapatkan keberhasilan atau tepatnya keberhasilan yang tertunda. Berjuang di Pilkada, saya jadi bupati perempuan pertama di Provinsi Lampung, dan Erlina wakil bupati perempuan pertama di Povinsi Lampung di Pesisir Barat,” ungkapnya.

Perjuangan, terus Nunik, tak berhenti. Selangkah demi selangkah menuju cita-cita perjuangan terus dilakukan.

“Tidak berhenti di situ, di 2016 saya dilantik, 2017 kita seperti gadis desa, yang dikeroyok kumbang. 2017 kita diberi kesempatan, beberapa calon gubernur datang. Tadinya saya ingin tetap melanjutkan pengabdian, namun karena dinamisnya, hasil musyawarah bersama, ketika kader diperintah organisasi tidak ada kata menolak. Apapun perintah organisasi kader harus siap menjalankan. Maka Desember 2017, di minggu pertama bulan desember ketum memanggil saya dicalonkan sebagai wakil gubernur mendampingi pak Arinal Djunaidi. Dan alhamdulillah PKB dipercaya menjadi wakil gubernur Provinsi Lampung,” kenangnya.

Setelah terpilih sebagai wakil gubernur Lampung, Nunik menceritakan sebagai ketua DPW PKB Lampung ia harus menyiapkan kader untuk kembali bertarung dalam perhelatan Pemilu 2019.

“Perjalanan belum usai, belum setahun menjabat, 2018 dilantik kembali harus menyiapkan kader yang akan berjuang di 2019, dan alhamdulillah, saya sampaikan 2014 dari 40 sekian kursi, dengan konsolidasi di masing-masing wilayah, 2019 kita menghasilkan kursi 70an. Itu bukan kerja Nunik, Okta, sendiri atau siapapun, itu kerja bersama seluruh DPW, DPC, dan tentu seluruh doa dewan syuro Provinsi Lampung,” kata dia.

Medsos Wajib Bagi Kader PKB

Masih menurut ketua DPW PKB Lampung Chusnunia, berbagai tantangan ke depan mulai terukur dengan jelas.

Ada lima hal yang terus dilakukan, ykani membenahi manajemen, pola hubungan, kerja politik, melaksanakan kolaborasi kegiatan stake holder dalam rangka jangkauan, konsistensi kepentingan rakyat dalam kebiakan pemerintah daerah.

“Dalam konsolidasi internal, melakukan penguatan banom, garda bangsa dan perempuan bangsa. Garda Bangsa dan Perempuan Bangsa pengurus yang lengkap di seluruh 15 kab/kota. Dengan penguatan banom tersebut memudahkan langkah kerja politik PKB Lampung, melakukan kerja politik kemasyarakat,” ucapnya.

Selain itu, tak kalah penting saat ini media sosial sebagai alat yang efektif untuk menjangkau masyarakat.

“Penataan adminsitasi dan media sosial di era industri 4.0 medsos sangat signifikan terhadap posisi kita di bidang politik. Maka DPW melakukan perekrutan kader digital. Seluruh anggota dewan dan eksekutif dalam hal ini bupati dan wakil bupati, aktif di medsos, menjadi hal yang wajib, seluruh pengurus juga diwajikan memiliki medsos, sebagai salah satu media kita bersentuhan dengan pemilih dengan mudah,” paparnya.

Dalam hal isu keterwakilan perempuan, menurut Nunik PKB merupakan partai yang paling tinggi keterwakilan perempuan di Lampung.

“Isu keterwakilan perempuan dari 2019 kita menduduk kan kader perempuan 44 persen dari angggota dewan PKB, tertinggi dari parpol lain, artinya komitmen kesetaraan gender berkomitmen tinggi,” tambahnya.

Tahun 2024 Nunik berharap menjadi tahun emas bagi PKB.

“Semangat kader luar biasa, optimistis 2024 tahun emasnya PKB Lampung. Seperti dicanangkan tahun lalu, mudah-mudahan terkabul PKB Lampung menyumbangkan 100 kursi,” katanya deiiringi amin dari peserta Muswil. “Yang aminnya keras tadi, mudah-mudahan bisa duduk diantara 100 kursi itu,” pungkasnya. (rls)

Follow me in social media: