Lockdown Adalah Pilihan Tunggal

waktu baca 3 menit
Feby Satria, Ketua Umum HMI Komisariat Sosial Politik Universitas Lampung Periode 2019-2020, Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Unila

Oleh :

Feby Satria, Ketua umum HMI Komisariat Sosial Politik Universitas Lampung Periode 2019-2020, Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Unila

Opsi Lockdown alias mengunci pintu sebuah negara agar tidak ada lagi akses keluar masuk demi mencegah corona virus (COVID-19) sudah dilakukan oleh beberapa negara , namun indonesia sampai hari ini belum memilih opsi tersebut.

Terakhir, Presiden Ghana Nana Akufo Addo pada jum’at (27/3/2020) mengumumkan lockdown secara parsial, langkah tersebut diambil guna menghentikan menyebaran virus mematikan, virus corona atau Covid-19.

Negara Ghana tercatat sudah ada 137 Orang Positif Corona, bagaimana dengan indonesia yang kasus nya sudah mencapai angka RIBUAN yang nampaknya masih ngeyel dengan menjadikan ekonomi sebagai kambing hitam

Dikutip dari pidato presiden nana akufo nana ”Kami tahu bagaimana menghidupkan kembali perekonomian, yang kami tidak tahu adalah bagaimana menghidupkan kembali orang meninggal”.

kalimat ini saya rasa sangat cukup untuk menyentil pemerintah indonesia agara cepat mengambil opsi lockdown sebagai upaya pencegahan penularan corona virus

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan masih terus melakukan kajian soal rencana ini. Menurut Luhut penanganan COVID-19 makin kesini berjalan semakin rapi. Pemerintah, imbuhnya perlu dukungan semua pihak untuk menyelesaikan masalah ini, jangan sampai terjadi silang pendapat.

Dilain sisi pernyataan menteri Luhut Binsar Panjaitan bertolak belakang dengan kondisi semakin meningkatnya jumlah pasien positif corona diindonesia. “Ada penambahan kasus baru positif sebanyak 130 orang, sehingga jumlah sekarang menjadi 1.285 (kasus),” kata Yurianto di Graha BNPB, Minggu (29/3/2020)

Indonesia harus memilih opsi yang ada dalam menangani covid-19 ini. Wacana pilihan antara menyelamatkan ekonomi atau mencegah wabah , pengambilan sikap harus segera dilakukan sebelum terlambat, jangan sampai memasukan pertimbangan politik untuk memutuskan lockdown.

Dan opsi yang ada hanyalah lockdown sebagai pilihan tunggal dalam pertanyaan langkah apa yang harus diambil oleh pemerintah sebagai opsi pencegahan, karena social distancing yang diberlakukan pemerintah sudah berjalan selama 2 minggu terakhir sudah nampak kegagalannya dengan semakin bertambahnya kasus positif corona di Indonesia.

Masalahnya adalah karena social distancing dan berbagai langkah mitigasi lainnya seperti pengetesan massal yang tidak optimal dan pembatasan transportasi publik tanpa sosialisasi yang baik dan perencanaan yang matang justru akan gagal mencegah peningkatan jumlah infeksi secara eksponensial dan menimbulkan beban berat pada sistem kesehatan dan hari ini dengan jumlah yang semakin meningkat adalah bentuk setengah hati pemerintah dalam penanggulangan penyebaran virus corona.

Maka sudah sepantasnya pemerintah pusat mengambil opsi lockdown, karna percuma menghimbau masyarakat diam dirumah tapi akses keluar masuk negara dibuka dengan lebar, ekonomi bisa diperbaiki, tapi kepercayaan rakyat kepada pemerintah jika gagal dalam menangani pandemi ini adalah lampu merah untuk pemerintah pusat.

Follow me in social media:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *