Kesiagaan Bencana, Ketua DPRD Bandarlampung Rangkul Penggiat Lingkungan

waktu baca 2 menit

Bandarlampung – Ketua DPRD Bandarlampung Wiyadi melakukan diskusi dengan Keluarga Pencinta Alam dan Lingkungan Hidup (Watala). Diskusi ihwal kesiagaan bencana yang banyak terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

”Jadi saya melihat semangat adik pencinta alam ini luar biasa. Pemerintah daerah harus bisa melakukan komunikasi dengan komunitas. Karena komunitas ini bekerja tidak dipaksa dan tidak digaji. Maka ketika komunitas sudah ada, pemerintah daerah tinggal masuk. Jadi, kebersamaan harus berjalan,” kata Wiyadi.

Wiyadi pun mengapresiasi para pencinta alam yang mandiri dan hampir tidak pernah meminta bantuan ke pemerintah. Semestinya, pemerintah harus melihat potensi para penggiat lingkungan dan tak hanya ketika terjadi bencana.

Namun, harus merangkul untuk program terkait lingkungan seperti sungai bersih dan aktifitas go green lainnya. “Kalau semua ke pemerintah dan tidak ada campur tangan elemen, mau ganti wali kota sepuluh kali pun, tidak akan selesai masalah lingkungan hidup. Saya juga punya tanggung jawab terhadap semua lini kehidupan di kota karena saya mewakili rakyat di Bandaralmpung,” ucapnya.

Wiyadi berharap, bisa sinergi dengan masyarakat untuk mengawal program pembangunan berkaitan lingkungan hidup. Seperti, terkait ruang terbuka hijau (RTH) yang sudah berkurang.

”Jadi perlu masukan. Kalau kami sering turun ke masyarakat pun, banyak yang meleset dari pandangan kami. Saya senang bertemu komunitas karena komunitas itu bekerja ikhlas, dengan hati sendiri. Kerjanya tidak memikirkan dapat honor, malah sering nombok. Ke depan, komunitas bisa sinergi dengan pemerintah untuk membantu dalam anggarannya,” ucapnya.

Ketua Watala Lampung Kurnia Mahatma mengatakan, saat ini timnya sedang berjibaku untuk membantu korban banjir di Sedayu, Tanggamus. Watala sudah mengirim personil ke lokasi untuk mendata korban jiwa dan desa yang terdampak banjir. Watala dan personilnya berjalan secara mandiri.

”Kehadiran Mas Wiyadi sebagai wakil rakyat, yang notabene orang tua kami (pemerintah daerah), menjadi stimulan semangat bagi kami,” ucap Kurnia.

Watala sudah menyiapkan tim terdiri dari paramedis dan puluhan personil dari Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala). Selanjutnya, Siswa Pencinta Alam (Sispala), dan Kelompok Pencinta Alam (KPA).

Penanggungjawab tanggap bencana 2020 Aliansi Pencinta Alam Watala Lampung, Woro Puspa Indriyani menambahkan, timnya menggalang dana untuk korban banjir Sedayu, Tannggamus dan Banten dari 6 Januari lalu. Dia menargetkan penggalangan dana minimal Rp20 juta untuk turun ke lokasi terdampak bencana.

”Kami fokus ke Lebak, Banten dan Tanggamus, Sedayu. Sambil menggalang dana, kami juga menyiapkan diri. Yakni dengan melatih para personil yang akan turun. Materinya antara lain simulasi dan mitigasi bencana, proses recovery warga dan terdampak bencana, termasuk trauma healing,” ucap mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (Itera).

Follow me in social media:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *