Berpotensi Bencana, Warga Tolak Penambangan Pasir Laut di GAK

waktu baca 2 menit
Perwakilan ABDESI rajabasa, Lampung Selatan saat mendatangi DPRD setempat Tolak penmabngan pasir laut di GAK, Senin (25/11/2019)> Foto: FAizal.

LAMPUNG SELATAN-Dinilai menimbulkan keresahan warga, warga yang tergabung dalam APDESI Rajabasa, Lampung Selatan secara tegas menolak keberadaan tambang pasir laut yang beroperasi di sekitar Gunung Anak Krakatau (GAK) yang berada di Selat Sunda.

“Kami menyampaikan aspirasi masyarakat Kecamatan Rajabasa agar menghentikan aktifitas penyedotan pasir oleh PT LIP di Gunung Anak Krakatau, oleh sebab itu kami menemui DPRD Lamsel,” tegas ketua APDESI Rajabasa, Lampung Selatan (Lamsel) Khoirudin Karya, saat mendatangi kantor DPRD setempat, Senin (25/11/2019).

Menurut Khoirudin, aktifitas penambangan pasir laut di GAK mengancam keselamatan dan kelestarian lingkungan laut.   

Bahkan, kata Khoirudin, aktifitas di pertambangan di GAK berpotensi menimbulkan bencana alam.

“Tahun lalu telah terjadi bencana Tsunami yang disebabkan oleh longsor sekitar 64 hektar di sekitar gunung anak Krakatau. Jika terus disedot tidak menutup kemungkinan bencana akan terulang kembali,” tegasnya.

Sementara, Ketua DPRD Lampung Selatan Hendri Rosyadi mengatakan, pihak Pemkab  tidak bisa memberhentikan aktifitas penyedotan tersebut, sebab dari informasi yang diterima bahwa aktifitas penyedotan pasir itu telah memiliki izin.

“Yang memberikan izin adalah pemerintah propinsi dan pemerintah pusat, sedangkan Pemkab Lamsel tidak mempunyai hak lagi terkait laut, semua kewenangan sudah beralih ke propinsi,” ujar Hendri.

Ditegaskan Hendri, yang berhak menghentikan adalah pihak pemberi izin, dengan cara mencabut izin tersebut.

“Oleh karena itu, nanti akan kami sampaikan ke Pemprov tentang aduan ini,” tandasnya.

Hendri juga mengimbau kepada para kades yang hadir,untuk menyampaikan kepada masyarakat terkait bagaimana langkah yang mesti dilakukan.

Selain itu juga kepada kades dihimbau untuk bisa meredam emosi warga.

“Jangan sampai rakyat menjadi korban,karena adanya oknum yang memanfaatkan situasi ini dan rakyat diadu domba dengan pihak perusahaan sehingga rakyat yang dirugikan. Oleh sebab itu rakyat jangan ambil langkah sendiri, apalagi sampai anarkis di laut takutnya terjadi hal hal yang tidak diinginkan,” imbaunya. (Faizal/JJ).

Follow me in social media:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *